Oleh: Nelson Sihaloho
Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi
Disiplinan merupakan salah satu faktor sangat penting dalam pendidikan terutama di lingkungan ekolah. Penerapan disiplin terhadap siswa diawal-awal tahun ajaran baru sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan iklim atmosfer sekolah yang baik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki disiplin dan petaturan serta tata tertibnya wajib dilaksanakan oleh warga sekolah. Selain itu penerapan disiplin diawal-awal tahun ajaran akan memberikan nilai-nilai edukasi terhadap siswa agar berubah serta meninggalkan pola-pola lama yang dianutnya selama bersekolah disekolah asalnya dulu.
Kedisiplinan memiliki urgensi terhadap peningkatan kedasaran siswa bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa edukasi tentang displin sangat penting dilakukan. Banyak penelitian yang mengedepankan bahwa displin memiliki relevasi terhadap kualitas anak didik maupun kualitas sekolah. Implementasi didiplin yang telah tertanam dikalangan warga sekolah menjadikan warga sekolah menjadi taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya tanggung jawabnya. Bisa dinyatakan bahwa disiplin diartikan sebagai kepatuhan seseorang terhadap hasil kesepakatan, baik dalam bentuk adat istiadat, peraturan-peraturan yang berlaku maupun ajaran agama. Termasuk ketaatan pada norma, etika dan tata tertib serta peraturan yang berlaku dimasyarakat tertentu.. Pada akhirnya disiplin sebagai latihan akan menghasilkan pola prilaku yang diinginkan, kebiasaan yang diharapkan, dan sikap yang membawa pada keberhasilan dalam kehidupan.
Kata kunci: urgensi, edukasi, siswa dan disiplin.
Disiplin Kunci Keberhasilan Sekolah
Sebagaimana kita ketahui bahwa displin membantu sekolah mengarahkan energi dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan mendukung tujuan sekolah. Ketika warga sekolah memiliki disiplin yang kuat, maka dapat menghindari godaan untuk menunda-nunda, menghindari prokrastinasi, serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sekolah. Tujuan menegakkan kedisiplinan di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Banyak kalangan menyatakan bahwa kendatipun seorang guru pintar apabila tidak mampu menerapkan kedisiplinan dengan baik, maka siswa akan bertindak semaunya sendiri. Yang sangat fatal bisa mengakibatkan suasana belajar menjadi kurang kondusif sehingga siswa tidak dapat mencapai prestasi akademik yang diinginkan. Karena itu siswa harus belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta bermanfaat untuk dirinya sendiri serta lingkungannya. Tindakan-tindakan negatif yang umumnya dilakukan para siswa di sekolah mulai dari mencontek, membolos, memeras, hingga pelanggaran di luar sekolah seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, mencuri, dan pelanggaran sejenisnya akan merugikan diri siswa sendiri maupun orang lain. Beberapa contoh yang memiliki peran penting pihak sekolah dalam mengedukasi siswa dalam disiplin diantaranya memberikan contoh dan teladan. Guru yang pandai serta pintar harus menjadi panutan, teladan bahkan harus menjadicontoh dalam berperilaku disiplin. Yang sering menjadi pertanyaan bagaimana siswa akan memiliki disiplin jika oknum gurunya saja tidak disiplin. Seringkali kita melihat banyak peraturan dan tata tertib yang dibuat atau diciptakan sedemikian rupa. Peraturan yang dibuat harus dibarengi dengan tindakan tegas dari pimpinan. Konsistensi merupakan salah satu kunci dalam menegakkan disiplin. Siswa yang sering mendapat hukuman cenderung untuk mengulang kesalahan yang sama. Untuk kategori siswa yang seperti ini diperlukan ketegasan tidak plin plan. Peraturan yang sudah ada dijadikan dasar dalam bertindak agar siswa tidak melakukan tindakan yang kurang tepat berkali-kali. Hal lainnya yang perlu dilakukan adalah bekerjasama dengan orangtua. Dalam kaitan ini hubungan masyarakat (humas) sejak awal-awal siswa baru masuk ke sekolah kerjasama orangtua dalam mentaati disiplin sekolah sangat diperlukan. Pentimg untuk disadarai bahwa manfaat disiplin pada siswa dapat dirasakan hasilnya dalam jangka panjang bahkan hingga siswa memasuki usia dewasa. Bahkan kedisiplinan siswa telah lama diakui sebagai faktor penting yang berpengaruh terhadap hasil belajar mereka di sekolah. Kedisiplinan memainkan peran yang sangat penting dalam mengendalikan hawa nafsu maupun dorongan negatif. Mengendalikan emosi, keinginan berlebihan, dan perilaku yang merugikan adalah bagian dari akhlak yang baik. Kedisiplinan membantu seseorang menghindari perbuatan negative serta menjaga integritas moral. Dalam era digital saat ini tantangan dan distraksi yang semakin meningkat, kedisiplinan memainkan peran sentral dalam membantu siswa meraih kesuksesan akademik.
Manajemen Sekolah Kunci Sukses Siswa
Berbagai studi yang dilakukan selama satu dasawarsa belakangan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan di level sekolah adalah salah satu faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi kinerja siswa. Manajemen sekolah efektif ialah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sekolah yang memuaskan stakeholder sekolah. Moto manajemen sekolah yang efektif adalah perencanaan yang mantap, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat. Mohrman (1994) dalam Syafaruddin dan Asrul (2007: 121) menyatakan nilai terpenting dalam mengembangkan sekolah efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah yang kondusif. Pendapat tersebut memberi penekanan bahwa kepemimpinan yang dalam hal ini yaitu kepemimpinan kepala sekolah memberi peranan paling kuat dalam mengembangkan/menciptakan sekolah efektif. Cara untuk membuat manajemen sekolah menjadi efektif antara lain adalah menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, transparan, kemitraan, partisipasi, efisien, demokratis, adil, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kultural, menjunjung tinggi nilai-nilai kemajemukan bangsa, sistemik, pemberdayaan siswa, keteladanan, dan pemberdayaan semua komponen masyarakat. (Usman 2007).
Pengelolaan sekolah diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Pengelolaan sekolah merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan.(Jeklin 2016). Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien. Efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpian sekolah, guru, tenaga kependidikan, personel lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya, hasil nyatanya merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan atau kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan.(Huda 2019). Suatu sekolah dikatakan efektif adalah bilamana sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan dan keberhasilan dari sekolah tersebut merupakan keberhasilan kepala sekolah (Muhlifah, A., & Haqiqi 2019).
Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat terselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antar guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempengaruh dalam meningkatkan kinerja guru (Manora, 2019). Kepala sekolah merupakan sosok yang diberi kepercayaan dan kewenangan oleh banyak orang untuk membawa sekolah ke arah tujuan yang ingin dicapai. Kepercayaan yang diberikan tersebut didasarkan pada beberapa aspek yang dimiliki oleh kepala sekolah dan diharapkan dapat menjadi modal untuk membawa pada keberhasilan bersama (Rianae, Berliani, and Dagau 2020). Kepempinan kepala sekolah yang kuat akan sangat berpengaruh pada terwujudnya sekolah yang efektif. (Kiding 2021).
Displin dan Berkarakter
Mengutip Lickona (2013) mengatakan bahwa disiplin harus memperkuat karakter siswa, semata-mata bukan mengontrol perilaku mereka. Adapun Wanabiwulandari (2018) tanpa pendidikan karakter, seseorang dapat berbuat apa saja walaupun merugikan orang lain. karakter anak sangat berpengaruh terhadap nasib suatu bangsa. Terdapat nilai karakter yang dianggap penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran yaitu disiplin dan tanggung Jawab. Sedangkan Yasin(2018) menyatakan bahwa disiplin adalah tindakan yang menunjukkan kepatuhan dan ketaatan karena adanya kesadaran dorongan dari diri sendiri terhadap peraturan dan tidak melanggarnya. Disiplin menurutnya sebagai tindakan yang patuh karena keinginan dalam diri sendiri tanpa ada paksaan dari luar serta kegiatan yang dilakukan tidak melanggar peraturan. Begitu juga dengan Ningrum (2020) menyebutkan bahwa disiplin merupakan perilaku kepatuhan seseorang terhadap suatu aturan yang berlaku. Disiplin berperan penting dalam menentukan kesuksesan belajar peserta didik dan banyak manfaat lain apabila peserta didik menerapkan sikap kedisiplinan. Sebagaimana kita ketahui bahwa penguatan pendidikan karakter muncul karena semakin banyaknya degradasi moral dan karakter generasi muda. Sebab pendidikan yang selama ini berlangsung hanya fokus pada aspek intelektual atau kognitif. Degradasi moral yang terjadi dapat dibenahi dengan adanya pendidikan karakter (Asyari, 2021). Pendidikan karakter merupakan pendidikan moral yang ditanamkan dalam diri peserta didik berupa nilai-nilai yang tidak terlepas dari keseharian dalam proses pembelajaran (Dole, 2021).
Masalah moral semakin memprihatinkan dan meningkat dari tahun ketahun. Karena itulah, sekolah mulai mengedepankan pendidikan karakter bagi siswa melalui contoh-contoh kedisiplinan. Mengutip Patmawati (2018) adapun indikator karakter disiplin adalah (1) datang tepat waktu, (2) patuh pada tata tertip atau aturan bersama/sekolah, (3) mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan (4) mengikuti kaiadah berbahsa yang baik dan benar. Indikator menurut Prastika (2018) adalah (1) datang ke sekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu, (2) patuh pada tata tertip atau aturan sekolah, (3) mengerjakan setiap tugas yang diberikan,(4) mengumpulkan tugas tepat waktu, mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar, (5) memakai seragam sesuai ketentuan yang berlaku, dan (6) membawa perlengkapan belajar sesuai dengan mata pelajaran.
Harus Berkelanjutan
Sebagaimana kita ketahui bahwa pembinaan disiplin siswa merupakan usaha kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah agar siswa dapat memberikan sikap yang sesuai dengan aturan serta menjadikan siswa menjadi lebih baik untuk menciptakan sekolah yang kondusif. Mengutip pendapat Rimm (2003) mengemukakan bahwa tujuan pembinaan disiplin pada peserta didik adalah untuk mengarahkan peserta didik agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi mereka menuju masa dewasa. Diharapkan kelak disiplin diri akan membuat mereka hidup bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. Asnawir, (2005) menyatakan bahwa ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam membina kedisiplinan peserta didik, antara lain adanya aturan yang jelas, konsisten dalam menjalankan disiplin serta adanya hukuman dan ganjaran bagi yang melanggar kedisiplinan. Sedangkan teknik yang dapat digunakan dalam meningkatkan kedisiplinan yakni teknik yang bersifat otoriter, teknik yang bersifat permisif serta teknik yang bersifat demokratis.
Choerul (2014:472) menyatakan bahwa model pembinaan merupakan upaya efektif untuk meningkatkan atau mengembangkan dan memelihara kualitas sesuatu dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik sehingga tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dasar pengukuran model pembinaan dapat dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Hal ini diperkuat oleh Suyanto (2018: 54) mengemukakan bahwa membina dan mendidik karakter pada siswa dalam arti membentuk “positive character” siswa. Agar karakter positif terbentuk maka siswa perlu dibina dan dilatih karakternya melalui pembiasaan mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan mempunyai rasa tanggung jawab. Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau moral. Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan sebagai manifestasi nilai dan kapasitas moral manusia dalam menghadapi kehidupan. Karakter mengandung nilai yang khas misalnya tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik dan memberi dampak baik terhadap lingkungan yang tertanam dalam diri dan mewujud dalam perilaku.
Pada abad ke 21 ini dengan segala konteks perubahan baik masyarakat maupun dunia pendidikan sekolah dituntut untuk beradaptasi dengan abad pengetahuan. Sekolah harus melakukan perubahan besar dari era industrialisasi ke era abad penegtahuan yang identic dengan era digital. Sekolah di abad 21 pola pembinaan serrta displin siswanya juga harus lebih baik dari era-era sebelumnya. Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang dirancang untuk generasi abad 21 agar mampu mengikuti arus perkembangan teknologi terbaru termasuk dalam mendisplinkan siswa juga harus benar-benar diperhatikan. Prinsip pembelajaran abad 21 yakni pembelajaran harus berpusat kepada siswa, pembelajaran harus kolaboratif, belajar harus memiliki konteks serta sekolah harus terintegrasikan dengan lingkungan masyarakat atau sosial.
Konsep 4C sebagaimana dalam pembelajaran abad 21 terdapat elemen Creativity and Innovation, Collaboration, Communication, Critical Thinking and Problem Solving. Adapun peran dan kompetensi pembelajaran abad 21 terhadap siswa yakni bisa belajar secara kolaboratif, belajar berbasis masalah, memiliki kemampuan high order thinking serta belajar mengajukan pertanyaan. Terdapat kompetensi yang harus diraih siswa agar pembelajaran tersebut bisa sukses. Ini juga bisa menjadi landasan dasaruntuk merancang pembelajaran yang sesuai agar siswa bisa beradaptasi di lingkungan abad 21. Yakni way of thinking, skills for living in the world, ways of working, tools of working. Adapun karakter dan peran guru dalam pembelajaran abad 21 adalah resources linkers, pembangun karakter siswa, menanamkan entrepreneurial mindset pada siswa, mengajarkan pemikiran kritis, menciptakan tantangan kepada siswa serta membangun komunitas belajar. Dengan demikian bahwa ada urgensi yang signifikan guru mengedukasi siswa dalam hal disiplin. Pembiasaan siswa berdisiplin sejak dini memiliki relevansi dalam penghembangan potensi keberhasuilan mereka di masa depan. Semoga bermanfaat.(*****)
Rujukan:
1. Andriani, D. 2015. “Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Mewujudkan Sekolah Efektif.” Jurnal Manajemen Pendidikan 7(1): 51–62.
2. Dole, F. E. (2021). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik Di Sekolah Dasar. 3(6), 3675–3688.
3. Huda, Mohammad Nurul. 2019. “Membentuk Sekolah Yang Efektif.” Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam Volume VII: 43–63.
4. Jeklin, Andrew. 2016. “Pengelolaan Sekolah.” (July): 1–23. [5] Kiding, Seprianus. 2021. “Peran Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Baik.” (April): 0–19.
5. Manora, H. (2019). Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Edification Journal, 1(1), 119–125. https://doi.org/10.37092/ej.v1i1.88
6. Setiawan, Awang. 2016. “Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah.” Jurnal Administrasi Pendidikan UPI 23(1): 1373 E-Amal Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.02, No.02, Mei 2022, pp. 1363-1374 https://stp-mataram.e-journal.id/Amal ISSN: 2774-8316 (Print), ISSN:2775-0302(Online) 130–40. [17]
7. Sulfemi, Wahyu Bagja, and Arsyad Arsyad. 2019. “Pengelolaan Manajemen Sekolah Yang Efektif Dan Unggul.”
8. Wawan Hermawan, Iim Wasliman, E Mulyasa, and Adjat Sudrajat. 2015. “Manajemen Sekolah Efektif.” NER: Nusantara Education Review 1(April): 41.
9. Zakiyah, Kiki. 2020. “Pengertian Fungsi Dan Bidang Garapan Manajemen Sekolah.”
Komentar