Pacu SDM Kompetitif Berintegritas

Oleh: Nelson Sihaloho
Rasional

Banyak tulisan dan artikel yang membahas tentang sumberdaya manusia (SDM) kompetitif yang memiliki integritas tinggi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa revolusi industri 4.0. kini membawa angin segar terhadap kemajuan umat manusia di berbagai aspek kehidupan. Berkat Artificial Iinteligensi (AI), perusahaan pengiriman kontainer dari Hongkong, Orient Overseas Container Line (OOCL), berhasil menghemat pengeluaran sebanyak US$10 juta setiap tahunnya.

Sementara di India, Apollo Hospitals sukses memanfaatkan AI untuk memprediksi penyakit jantung pada tubuh pasien. Kini di setiap instnasi terpampang dengan jelas berbagai tulisan “zona integritas”. Indonesia telah meluncurkan agenda nasional, “Making Indonesia 4.0.”,  sebuah peta jalan terintegrasi untuk mempercepat pengembangan industri manufaktur nasional untuk peningkatan daya saing global di era digital.

Untuk menyukseskan agenda tersebut, pemerintah telah menetapkan 10 langkah prioritas nasional, yakni memperbaiki alur aliran barang dan material; mendesain ulang zona industri; mengakomodasi standar-standar keberlanjutan; memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); membangun infrastruktur digital Indonesia; menarik minat investasi asing; membangun ekosistem inovasi; menerapkan insentif untuk investasi teknologi; melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan; serta meningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah yang patut mendapat sorotan penuh seluruh pemangku kepentingan dalam menyeimbangkan kemampuan teknologi dan manusia. Sri Mulyani (2019) menyatakan bahwa pembangunan SDM berkualitas dapat dicapai dengan melakukan beberapa pengembangan di sektor pendidikan.

Pilar Revolusi Industri  4.0

Revolusi Industri 4.0 kini semakin gencar didengungkan, termasuk Indonesia juga bersiap untuk melakukan berbagai terobosan. Berbagai terobosan yang dilakukan adalah meningkatkan pertumbuhan industri dan teknologi dalam negeri yang saat ini  mulai menguat.

Revolusi Industri 4.0 merupakan perpaduan antara sistem cyber dengan sistem otomatisasi digital. Sedangkan pusat pengaplikasiannya terdapat pada sistem otomatisasi digital. Dalam Revolusi Industri 4.0 kebutuhan akan SDM tidak terlalu banyak. Yang paling dibutuhkan adalah teknologi canggih yang bisa mempercepat otomatisasi digital.

Maka dalam rvolusi industry yang dibutuhkan adalah SDM yang efektif, efisien, kompetitif serta berintegritas. Pilar utama Revolusi Industri 4.0 tentu teknologi berbasis digital yang dirancang membantu percepatan produksi industri di berbagai bidang. Beberapa teknologi yang terus dikembangkan oleh pemerintah termasuk pelaku industry berkaitan dengan revolusi industry. Diantaranya Internet of Thinks yakni teknologi yang bekerja sebagai objek untuk melakukan transfer data secara otomatis tanpa bantuan manusia. Salah satu contoh dari teknologi ini ialah mampu mematikan lampu di pagi hari dan lain sebagainya.

Kemudian Big data adalah aplikasi server yang mampu menampung banyak data-data yang diinput secara digital. Degan adanya teknologi ini tidak hanya keamanan data terjamin, proses input dan output-nya juga lebih cepat.

Kabarnya Teknologi ini sudah digunakan oleh banyak perusahaan berskala besar. Salah satunya adalah teknologi Hosting Online yang hanya berbekal website sudah bisa menampung banyak data-data server berkapasitas tinggi. Selanjutnya adalah Argumented Reality atau disingkat AR merupakan teknologi imigrasi benda-benda dua dan tiga dimensi berkategori maya ke satu lingkungan tiga dimensi yang lebih nyata. Tidak hanya itu, dengan teknologi ini, benda-benda maya tersebut juga bisa diaktualisasikan pada waktu yang juga nyata. Konon AR ini merupakan sebuah teknologi yang hanya bisa dilihat di film-film Hollywood. Namun di era Revolusi Industri 4.0, bukan tidak mungkin teknologi ini akan muncul secara nyata.
Menyusul kemudian Cyber security adalah teknologi digital yang akan mengamankan basis-basis data perusahaan, pemerintah maupun masyarakat dari serangan hacker. Karena bagaimanapun juga di jaman digital semacam ini, kejahatan cyber merajalela di mana-mana.

Mereka bergerilya melakukan pencurian informasi lalu dijadikan alat untuk berbuat kejahatan dan Cyber Security sangat dibutuhkan.  Artificial Intelligence adalah komputer tetapi memiliki kecerdasan tinggi layaknya manusia. Maka dari itu, ada yang mengatakan teknologi ini sebagai kecerdasan buatan. Titik tumpu dari mesin ini hanya data-data yang di-input ke dalam perangkat. Jika server-nya besar, data yang ditampung juga banyak, tentu kerja teknologi ini akan semakin baik.  Otomatisasi Robot pada akhirnya akan berinteraksi satu sama lain dan bekerja dengan aman bersama manusia dan belajar dari mereka. Pembiayaan robot ini akan jauh lebih murah dan memiliki jangkauan kemampuan yang lebih besar daripada yang digunakan dalam industri manufaktur saat ini.

Kemudian simulasi akan digunakan lebih luas dalam operasi pabrik untuk meningkatkan data waktu nyata dan mencerminkan dunia fisik dalam model virtual, yang dapat mencakup mesin, produk, dan manusia. Ini akan memungkinkan operator untuk menguji dan mengoptimalkan pengaturan alat berat untuk produk berikutnya sejalan di dunia maya sebelum pergantian fisik, sehingga mengurangi waktu pemasangan alat berat dan meningkatkan kualitas.

Revolusi Industry 4.0, perusahaan, departemen, fungsi, dan kemampuan akan menjadi lebih kohesif, seiring lintas-perusahaan, jaringan integrasi data universal berkembang dan memungkinkan rantai nilai yang benar-benar otomatis. Perusahaan baru saja mulai mengadopsi manufaktur aditif, seperti pencetakan 3-D, yang umumnya mereka gunakan untuk membuat prototipe dan memproduksi komponen individual. Melalui Industry 4.0, metode pembuatan aditif ini akan digunakan secara luas untuk menghasilkan sejumlah kecil produk yang disesuaikan yang menawarkan keuntungan konstruksi, seperti desain yang kompleks dan ringan. Diyakini di masa depan semakin banyak usaha yang terkait dengan produksi akan memerlukan peningkatan berbagi data di seluruh lokasi dan batas perusahaan. Dimana pada saat yang sama, kinerja teknologi cloud akan meningkat, mencapai waktu reaksi hanya beberapa milidetik.

Akibatnya, data dan fungsionalitas alat berat akan semakin disebarkan ke cloud, memungkinkan lebih banyak layanan berbasis data untuk sistem produksi. Termasuk pada pembukuan bisnis, sudah banyak software akuntansi berbasis cloud yang menambahkan efisiensi pengelolaan pembukuan, pencatatan transaksi, sampai pengelolaan stok usaha Anda seperti Accurate Online. Melihat kondisi sebagaimana diuraikan diatas maka langkah tepat pemerintah harus merombak kurikulum pendidikan dengan fokus pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM). Peningkatan kualitas sekolah kejuruan dengan basis  STEAM, agar tercipta SDM berkualitas untuk menopang pilar manufaktur dan ekonomi digital Indonesia di era industri 4.0.

Tidak dapat dimungkiri, teknologi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia.  Teknologi akan membuka peluang untuk Indonesia dalam memajukan pendidikan menuju sumber daya manusia berkualitas.

Kunci Utama SDM

Manusia berperan lebih besar dengan men¬transformasi big data dan teknologi terhadap kemanusiaan demi tercapainya kehidupan umat yang lebih baik. Otomatisasi, digitalisasi, kapitalisme akan berakibat semakin banyak pekerjaan yang akan hilang, mengutamakan prinsip efektifitas dan efesiensi dalam industrialisasi. Menurut Tech Crunch (2019), masyarakat 5.0 mengacu pada enam pilar utama yang meliputi infrastruktur, teknologi keuangan, perawatan kesehatan, logistik, dan AI. Teknologi dan inovasi perlu di¬manfaatkan untuk membantu dan memajukan masyarakat, bukan untuk menggantikan peran manusia.

Mencermati data BPS Februari 2018 menunjukkan jumlah pen¬duduk usia kerja Indonesia sebanyak 193,55 juta jiwa. Dari jumlah itu angkatan kerja sebanyak 133,94 juta jiwa (127,07 juta jiwa yang bekerja dan 6,87 juta jiwa yang pengangguran). Bukan ang¬katan kerja sebanyak 59,61 juta jiwa (36,01 juta jiwa mengurus rumah tangga, 15,61 juta jiwa bersekolah dan lainnya 7,99 juta jiwa). Dari 127,07 juta jiwa yang bekerja terdiri dari 87,08 juta jiwa yang beker¬ja penuh, 30,29 juta jiwa yang bekeija paruh waktu dan 9,7juta jiwa yang setengah menganggur. BPS, et.al, menyatakan terkait penggunaan teknologi digital, hingga Januari 2018, data pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta (50 persen dari penduduk Indonesia sebesar 265,4 juta jiwa).

Pengguna media sosial se¬banyak 130 juta (49 persen), pengguna ponsel sebanyak 177,9 juta (67 persen), pengguna mobile social media sebanyak 120 juta (45 persen). Indonesia ha¬rus berpacu lebih giat lagi untuk bersiap menuju perpaduan era Revolusi Industri 4.0 dan Masya¬rakat 5.0 yang menjadikan manusia sebagai subjek pengendali kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Dengan kondisi Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yang diperkirakan akan berakhir pada 2037.

Bonus demografi ini tidak diperoleh secara otomatis dan memerlukan prasyarat utama yaitu tersedianya SDM berkualitas dan berdaya saing.  Beberapa target pembangunan manusia di tahun 2020 yang akan dicapai, yakni IPM 7,25℅, pertumbuhan ekonomi 5,6 ℅, tingkat kemiskinan 9,0 ℅, tingkat pengangguran 5,1℅ sehingga di RKP tahun 2020, peningkatan dan pertumbuhan SDM menjadi lebih berkualitas.

Data berbagai sumber mengungkapkan bahwa setiap tahun setidaknya sebanyak 3,7 juta lulus dari SMA/SMK/MA. Sebanyak 1,9 juta ditampung di pendidikan tinggi dan sisanya 1,8 juta menjadi new jobseeker dan kompetensi yang dimilki masih rendah dan kesempatan semakin sempit akibat revolusi Industri 4.0. Masih Akibatnya, Depnaker harus mengelola 3,1 juta angkatan kerja baru dan itu bukanlah angka yang kecil. (Kementerian Tenaga Kerja, 2019).

Dengan demikian kunci untuk memenangkan persaingan global terutama dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM).  Era persaingan global, peningkatan kualitas dan daya saing SDM merupakan kunci untuk bisa memenangkan kompetisi terutama pada era industri 4.0. Peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu program prioritas pemerintah karena dapat memacu produktivtas dan daya saing sektor industri nasional.

Persaingan global dan memanfaatkan bonus demografi hendaknya mampu menciptakan ekosistem yang mendukung terhadap pengembangan industri 4.0. Penguatan kualitas SDM melalui redesain kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri di era industri 4.0 serta program talent mobility untuk professional mutlak dilakuan. Hal itu sejalan dengan pendapat Sri Mulyani (2019) menyatakan bahwa perkembangan teknologi dan era society 5.0 adalah ciri dari revolusi industri 4.0. Dalam era ini, kehadiran internet of thing, teknologi informasi, dan artificial intelligence sangat masif.  Sri Mulyani,et.al, pemerintah terus mendorong melalui investasi, transfer teknologi dan pengetahuan, serta persiapan kualitas SDM melalui vokasi dan kegiatan riset.

Berdasarkan Laporan Bank Indonesia (2019), bahwa tantangan sistem pendidikan Indonesia meliputi akses, kualitas, efektivitas penggunaan anggaran, dan kualitas guru. Permasalahan tersebut harus ditangani bersama agar dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Degan teknologi di era revolusi Industri 4.0 diharapkan dapat memacu perbaikan yang lebih cepat dan efektif.

SDM  Kompetitif Berintergritas

Pesatnya perkembangan era industri 4.0, kebutuhan terhadap SDM yang cepat beradaptasi dan mampu mengimplementasikan teknologi digital semakin meningkat. Airlangga (2020) menyatakan harus dipersiapkan SDM kompeten yang siap memasuki era industri 4.0. Airlangga, et.al, Kemenperin mengembangkan Pusat Inovasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0), dimana pembangunan pusat inovasi yang merupakan bagian implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan menghadirkan lima pilar untuk mendukung industri dalam transformasi menuju industri 4.0.
Pilar pertama, yaitu showcase, bertujuan meningkatkan awareness industri terhadap pentingnya penerapan industri 4.0.
Ke dua, training center untuk membangun keahlian teknologi industri 4.0.
Ke tiga, pilar ekosistem yang menghubungkan para stakeholders industri.
Ke empat, PIDI 4.0 berperan delivery center dalam transformasi perusahaan industri untuk menerapkan teknologi 4.0. Ke lima, PIDI 4.0 juga memiliki pilar inovasi melalui berbagai proyek ujicoba dan brokerage di sektor industri.
Penerapan teknologi digital diyakini bakal meningkatkan produktivitas dan daya saing dengan lebih efisien.

Dengan digitalisasi, otomatisasi akan tercipta inovasi serta mendukung daya saing industry yang semakin kokoh. salah satu strategi yang perlu disiapkan adalah menyediakan SDM kompeten berbasis teknologi industri 4.0.  Tren kebutuhan SDM yang melek teknologi pasti akan selalu naik seiring dengan kebutuhan terhadap digital dan inovasi yang semakin tumbuh. Sebab, semua sektor akan membutuhkan teknologi, tidak hanya di industri manufaktur, tetapi juga sector pendidikan.

Revolusi industri 4.0 yang menonjolkan kecanggihan teknologi di era 4.0 berpotensi menggeser peran manusia apabila tidak dibekali dengan skill yang mumpuni.

Perbaikan SDM diyakini sebagai salah satu kunci utama untuk menghadapi persaingan era global serta industry 4.0. Pesatnya perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0 mewajibkan seluruh kalangan untuk senantiasa mengikuti arus perkembangan teknologi dan mengupayakan inovasi.

Bagi yang tidak siap menghadapi tantangan revolusi Industri 4.0, dipastikan akan tergusur. Pendidikan merupakan sarana untuk menciptakan SDM yang mumpuni mulai dari bangku sekolah dasar hingga kuliah. Pasalnya, pembangunan pendidikan menjadi tolok ukur kemajuan suatu negara.

Sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan SDM unggul sebagai amanat konstitusi untuk mencerdaskan bangsa. Integritas merupakan kunci utama perbaikan SDM di berbagai bidang. SDM yang berintegritas tinggi juga menjadi salah tolok ukur keberhasilan bangsa ini di masa depan. Revolusi industri 4.0 menuntut kita untuk berkembang mengikuti zaman, yang mengarah ke era serba digital.

Pemikiran dan tindakan kreatif terhadap generasi millenial dalam pengembangan dan penerapan Iptek mutlak dilakukan. Peran guru saat ini dituntut untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki daya saing tinggi. Tugas berat semua stakeholder dalam meningkatkan SDM bangsa menjadi tugas kita bersama.

Memacu SDM kompettif dan berintegritas akan menjadi modal utama dan kekuatan bangsa memenangi persaingan global. Bangsa ini harus yakin dan mampu tampil sebagai bangsa-bangsa pejuang yang kompetitif. Dengan kemampuan SDM  bangsa yang tinggi diprediskikan bangsa Indonesia tidak hanya akan mampu mengelola SDA menjadi energy terbarukan (renewabele) termasuk SDA potensial lainnya.

(Penulis: Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi).

Rujukan:
1. Kumparan: “James Watt dan Kunci Revolusi Industri”. Dipublikasikan pada 28 Februari 2018
2. Kompas: “Ki Hadjar Dewantara dan ‘Guncangan’ Pendidikan.” Dipublikasikan pada 2 Mei 2018
3. Kontan: “Dampak Artificial Intellegence terhadap Pekerjaan ke Depan”. Dipublikasikan pada 2 Mei 2018
4. 4Kemenperin: “Pemerintah Keluarkan 10 Jurus Jitu Hadapi Revolusi Industri 4.0.”.
5. Kemenkeu: “Ini Tantangan Peningkatan Kualitas SDM Indonesia Hadapi Revolusi Industri 4.0”. Dipublikasikan pada 11 April 2019.
6. Berita Satu: “Menperin: Kurikulum Pendidikan di Indonesia Perlu Dirombak”. Dipublikasikan pada 11 Mei 2019

Komentar