Generasi Emas Berdaya Juang Andal

Oleh: Nelson Sihaloho

Penulis: Guru SMPN 011 Kota Jambi

 

ABSTRAK:

Presiden RI, Joko Widodo pada saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta International Expo (JIExpo), Kamis (26/1/2017) silam menyatakan “Sejatinya pendidikan karakterlah yang menjadi inti dari pendidkan yang sesungguhnya. Kemajuan pendidikan sejatinya berpusat pada guru, pengajaran tertanam dari diri siswa dan akan terbawa terus sampai kapanpun,”. Selanjutnya kita menatap dan mengarungi bahwa pada tahun 2045 merupakan target generasi emas. Generasi emas yakni generasi yang saat ini sedang mengenyam pendidikan sehingga akan meraih kesuksesan di tahun 2045 yang akan datang.

Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter suatu bangsa. Karakter merupakan pengejawantahan dari cara berpikir dan juga berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama dalam semua lini kehidupan. Sejalan dengan itu diperkirakan pada tahun 2030 hingga 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi.

Bonus demografi bisa menjadi keadaan yang sangat menguntungkan, tetapi juga akan menjadi kerugian apabila generasi usia produktif tersebuttidak dikelola dengan baik.

Bonus demografi muncul saat usia produktif jumlahnya sangat banyak sehingga sudah dipastikan akan terdapat tantangan dan masalah yang akan dihadapi. Generasi emas yang didambakan bangsa Indonesia adalah generasi yang memiliki visi jauh ke depan, kompetensi andal, karakter yang kokoh, kecerdasan yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam berkompetisi. Tantangan dan hambatan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan Generasi Emas terutama SDM harus dipersiapkan sejak sekarang. Dengan Visi pendidikan yakni murid berdaya juang andal kita songsong “Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur.

Kata kunci: murid, daya juang, andal

Hadapi Misi Terberat

Pendidikan menghadapi misi paling berat dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang andal. Betapa tidak menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya juang andal seiring dengan tuntutan dunia global membutuhkan lompatan yang cukup besar. Presiden Joko Widodo (2019) menyatakan Indonesia menuju tahun 2045 menjadi negara maju dan salah satu 5 kekuatan ekonomi dunia dengan kualitas manusia yang unggul serta menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan rakyat yang jauh lebih baik dan merata, serta ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan yang kuat dan berwibawa.

Untuk mempercepat perwujudan Visi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menggagas “Impian Indonesia 2015-2085”, yaitu:

(1) Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsabangsa lain di dunia;

(2) Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika;

(3) Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia;

(4) Masyarakat dan aparatur Pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi;

(5) Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia;

(6) Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik; dan

(7) Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

 

Dalam mewujudkan impian tersebut disusun Visi Indonesia Tahun 2045 dengan 4 (empat) pilar, yaitu:

(1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

(2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,

(3) Pemerataan Pembangunan, serta

(4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Keempat pilar tersebut dibangun di atas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa bernegara dan konstitusi, dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu. Karakter menentukan kulitas moral dan arah dari setiap generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku.

Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Menjadi negara yang ingin pendidikannya maju harus melalui pendidikan transformatif1. Pendidikan transformatif, yakni menjadikan pendidikan sebagai penggerak perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Sebagaimana kita ketahui bahwa transformasi berjalan dengan sangat cepat yang selanjutnya menghantarkan masyarakat Indonesia pada masyarakat berbasis pengetahuan. Pendidikan antisipatif adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk mengarungi kehidupan di masa depan. Paradigma baru dalam pendidikan masa depan mengisyaratkan aktualisasi keunggulan kemampuan manusia sebagai generasi emas yang kini masih tersembunyi dalam diri murid.
Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dalam pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia telah ikut menyepakati Document Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu fokus pada tujuan secara global peningkatan kualitas pendidikan.  Implementasi kesepakatan tersebut telah dikeluarkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, antara lain dengan menetapkan tujuan global pendidikan yakni “Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua”. Dalam mengelola bonus demografi, faktor pendidikan sangat menentukan.

Guru adalah kunci, mereka adalah mutiaranya agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius, cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan pembelajaran yang prima terhadap peserta didiknya, sehingga terwujud generasi emas tahun 2045. Karena itu prinsip pendidikan untuk generasi emas 2045 adalah sistem pendidikan yang fleksibel, sistem pendidikan yang terbuka (adaptif), sistem pendidikan integratif (formal-non formal), sistem pendidikan terkoneksi (orang tua dan masyarakat), sistem pendidikan berlandaskan kesetaraan dan inklusivitas.

SDM Harus Andal

Bonus demografi di Indonesia yang diprakirakan terjadi pada 2045, harus diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) andal agar mampu menjadi Indonesia Emas. Setiap elemen bangsa harus mendukung terwujudnya Indonesia Emas pada 2045. Termasuk memberikan kontribusinya dalam berbagai bentuk-bentuk aksi nyata. Semakin banyaknya usia produktif harus diimbangi dengan keterampilan dan skill yang memadai. Ekonomi suatu negara akan mengalami keterpurukan apabila generasi muda hanya memiliki SDM rendah. Begitu juga dengan pendidikan karate harus ditanamkan sejak dini. Pada usia dini nilai-nilai yang diajarkan seperti cara bersosialisasi, berkomunikasi, interaksi, dan kemampuan menjadi anak mandiri dalam segala hal. Nilai-nilai religius, nasionalis, etos kerja, gotong-royong, dan integritas harus dapat ditularkan kepada peserta didik sehingga membentuk karakter kuat generasi di masa depan. Saat ini yang kita butuhkan adalah SDM andal yang berkarakter.

SDM Indonesia tidak dibekali dengan pendidikan berkarakter, dikhawatirkan akan membahayakan kelangsungan Indonesia pada 2045.  Karena itu untuk menuju Indonesia Emas yang sejajar dengan negara lain kiita harus mempersiapkan SDMnya sejak sekarang. Tantangan pendidikan di era informasi digital saat ini, mengharuskan Guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045. Guru menjadi kunci utama keberhasilan SDM yang tidak hanya produktif tetapi juga unggul dan religius.

Generasi emas merupakan generasi yang memiliki integritas yang baik, karakter sebagai bangsa Indonesia serta kompetitif di bidangnya. Generasi emas adalah mereka yang mudah beradaptasi dengan perubahan dan mampu menggunakan kemajuan teknologi digital. Generasi emas memiliki kecerdasan komprehensif, yakni kecerdasan untuk bekerja produktif, inovatif, dan mampu berinteraksi sosial dengan baik, serta berperadaban unggul. Data Global Talent Competitiveness Index 2018, Indonesia berada di urutan ke -77 dari total 119 negara yang disurvei. Yang disurvei adalah semangat keberagaman dan daya saing. Peringkat Indonesia jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia di peringkat 27, Filipina di posisi 54, dan Thailand di peringkat 70. Sedang peringkat pertama diraih Swiss, diikuti Singapura, Amerika Serikat, Norwegia, dan Swedia. Dalam World Education Ranking yang diterbitkan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia berada di peringkat 57 dari 65 negara yang disurvei. Survei mencakup kemampuan membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan. Perlu dicermati bahwa ukuran hebat sebuah negara bukan besar-kecilnya suatu negara. Kehebatan sebuah negara tidak ditentukan oleh luas-sempitnya wilayah negara tersebut, besar-kecilnya jumlah penduduknya, dan banyak-sedikitnya sumber daya alam yang dimiliki. Ukuran hebat sebuah negara adalah tingkat kesejahteraan yang merata dan itu ditentukan oleh kualitas SDM. Banyak negara kecil di dunia mencuat sebagai negara hebat karena kualitas SDMnya yang tionggi serta mumpuni. Generasi emas tidak lahir dengan sendirinya, melainkan ditempa oleh keluarga, dibentuk oleh pendidikan formal serta diarahkan oleh elite bangsa lewat suri teladan.

Mutu generasi emas akan menjadi modal dasar terhadap daya saing bangsa terutama di era masyarakat berpengetahuan. Peningkatan mutu generasi emas hanya dapat dilakukan melalui pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan secara kontekstual dan utuh, sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan persoalan bangsa sangat diperlukan pada saat ini dalam konteks pembangunan nasional. SDM yang unggul menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan bonus demografi, Indonesia Emas pada 2045.

Kunci berbagai negara di dunia yang mampu memanfaatkan bonus demografi terletak pada sumber dayanya, tidak sebatas jumlah, namun juga kualitas. Indonesia Emas hanya dapat dicapai apabila generasinya unggul, berkarakter yang diterjemahkan berupa profil pelajar Pancasila. SDM tidak cukup berbicara mengenai kesejahteraannya saja, tetapi termasuk seluruh kemampuan yang dimiliki.

Perkuat Sinerginitas

Memiliki SDM yang ahli dan berkualitas merupakan salah satu persyaratan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi digital pada suatu negara.  Karena itu, keberadaan lembaga pendidikan yang fokus mencetak SDM yang siap meningkatkan ekonomi digital harus diapresiasi. Salah satu pilar ekonomi digital adalah talenta untuk mengisi ekosistem ekonomi digital. Menggeliatnya sektor ekonomi digital saat ini memberikan tantangan tersendiri untuk Indonesia terutama dalam penyiapan SDM digital. Sebagai upaya untuk menyukseskan Indonesia Emas 2045, Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan tiga program prioritas untuk mempersiapkan SDM. Ketiga program itu yakni penanganan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrem, dan percepatan pendidikan vokasi untuk menyiapkan keterampilan khusus. Masa depan Indonesia pada tahun 2045 berada di tangan generasi muda yang saat ini masih mengenyam pendidikan dasar. Karena itu menyiapkan generasi muda berdaya saing sangat penting dilakukan untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Beberapa soft skill harus dikuasai SDM Indonesia menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Salah satu yang paling dibutuhkan adalah ketrampilan terkait complex problem solving dan social skill.

Keterampilan yang dibutuhkan paling kuat adalah keterampilan sosial. Dari total 10 keterampilan yang dibutuhkan di era industri 4.0,, 5.0 dan 6.0 yang tertinggi adalah complex problem solving dan yang kedua adalah social skill. Itulah sebabnya sinergitas antara semua pihak menjadi hal yang vital dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, tentu semua sektor harus membangun sinergi, semua sektor harus membangun partnership, semua sektor harus membangun kolaborasi. Menurut prediksi Pricewaterhouse Coopers Indonesia (2022) diperkirakan akan menduduki peringkat ke-4 ekonomi terbesar dunia pada 2050. Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan SDM yang tidak sedikit, dengan kualitas yang unggul dan mental yang berkarakter. Nerkaitan dengan hal tersebut setidaknya ada empat komponen utama yang dibutuhkan untuk mewujudkan SDM Unggul. Yakni tenaga pengajar berkualitas, kurikulum yang visioner dan fasilitas pendidkan serta sistem manajemen pendidikan yang dapat diandalkan. Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan SDM yang tidak sedikit, dengan kualitas yang unggul dan mental yang berkarakter. Dalam menyiapkan hal tersebut, perguruan tinggi di Indonesia dituntut untuk terus berkembang, berinovasi dan memperbaiki diri.

Memperkuat sinergitas membangun ekosistem untuk mengembangkan talenta digital di Indonesia harus terus dilakukan. Program pengembangan SDM yang dilakukan sangat penting dilakukan sinergis untuk meningkatkan jumlah dan kompetensi talenta Indonesia.

Pengembangan talenta digital untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja bidang TIK dalam menuju Revolusi Industri 4.0 harus semakin diperkuat. Mengutip hasil survei IMD World Digital Competitiveness Rangking pada tahun 2020,   menyatakan daya saing digital Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara. Mengutip hasil riset Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekurangnya 9 juta talenta digital. Ramalan The McKenzie Institute  disebut oleh banyak pakar sebagai Era Generasi Emas Indonesia 2045. Data saat ini menunjukan 32% (81 juta dari 255 juta) penduduk Indonesia pada 2017 adalah generasi milenial dan akan terus bertumbuh hingga 60% dari total populasi pada tahun 2020. Untuk melakukan transformasi digital, Indonesia masih membutuhkan talenta digital sebanyak kurang lebih 9 juta orang untuk 15 tahun ke depan. Pemanfaatan teknologi digital yang kini sudah berkembang dinamis akan bisa memacu kreasi dan inovasi dalam berbagai bidang termasuk dalam pendidikan.

Dengan kondisi dunia yang sudah berbasis teknologi digital, maka setiap individu dituntut untuk memiliki kecakapan digital sebagai salah satu kompetensi utama. Pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kurikulum harus diimplementasikan dengan berkelanjutan. Transformasi digital perlu dijadikan sebagai bagian dari arus utama pembangunan ekonomi nasional ke depan. Tidak hanya berorientasi pada trend global melainkan berinovasi untuk ekonomi digital nasional. Inovasi digital dalam dunia pendidikan harus terus dilakukan dengan berkesinambungan untuk mempercepat dan mengakselarasi transformasi. Ekosistem digital dalam dunia pendidikan terus diupayakan untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

Bersinergi dengan para stakeholder sebagai pelaku utama peningkatan mutuia kualitas SDM yang berdaya saing andal harus menjadi budaya sepanjang hayat. Dunia pendidikan harus menjadi pemain utama dalam meningkatkan kualitas SDM menjadi generasi EMAS tahun 2045 mendfatang. Karena itu generasi emas berdaya juang andal hanya bisa emberikan kontribusi dengan terus belajar sepanjang hayat. Berdaya juang andal akan menjadi modal untuk terus melakukan inovasi serta kolaborasi yang sinergis dengan semua pihak.

Kolaborasi yang sinergis dengan semua pihak serta pemangku kebiajakan akan semakin mempermudah mengatasi masalah-masalah yang mucul dalam kehidupan nyata. Semoga bermanfaat. (*****)

Rujukan:
1.Indra Djati Sidi (2003). Menuju Masyarakat Belajar:Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina
2.Masnur Muslich (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
3.Mohamad Ali (2009). Pendidikan Nasional untuk Pembangunan Nasional. Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung. PT Imperial Bhakti Utama.

ADVERTISEMENT

Komentar