Efesiensi Waktu Yang Terus Bergerak

Oleh : Ade Sofa, S.Ag.,M.S.I
(Dosen IAKSS Muara Bungo)

Ajaran Islam sangat menganjurkan agar manusia menghargai waktu. Hal ini dapat dilihat daribanyaknya penggunaan nama waktu untuk sumpah dalam berbagai permulaan surat, misalnya dengan ungkapan Wal ‘Ashr, Wadh Dhuha, Waf Fajr, Wal Laili dan sebagainya. Dalam Q.S.Al ‘Ashr, Allah Swt. berfirman:

“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang berimandan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihatiuntuk kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3)

Selain terdapat dalam Al Quran, pentingnya kedudukan waktu juga dapat dilihat dalam AlHadits. Rasulullah S.A.W seringkali mengingatkan kedudukan waktu, mendorong untuk memanfaatkannya, dan melarang mengabaikannya. Dari Abdullah bin Abbas bahwaRasulullah saw. pernah bersabda:

“Ada dua nikmat yang seringkali dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu sehat dan waktu luang.” (H.R. Bukhari).

Kesadaran terhadap pentingnya waktu dikemukakan juga oleh para ulama. Imam Syafi’i berkata,

“Aku pernah bergaul dengan orang-orang sufi, dan tidak ada yang aku ambil dari mereka kecuali dua kalimat:

Pertama, aku mendengar mereka berkata: Waktu laksana pedang, bisa engkau memotongnya, kalau tidak, maka ia akan memotongmu

Kedua, nafsumu jika tidak engkau sibukkan dengan kebaikan, maka ia akan menyibukanmu dengan kemaksiatan.

” Menurut Yusuf Qaradhawi, “Kebanyakan umat Islam hari ini mengalami krisis dalam menyikapi waktu.

Mereka abai, bahkan membuang-buang waktu. Bukan hanya untuk amal akhirat, tapi juga tidak menggunakannya untuk kepentingan mereka di dunia. Tidaklah mereka menggunakannya untuk memakmurkan dunia seperti para ahli dunia, tidak juga untuk memakmurkan ibadah, seperti ahli agama. Akan tetapi, mereka menyepikan keduanya, dan tidak mendapatkan dua-duanya.

Hari- hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun lewat begitu saja,tanpa arti dan produktifitas. Bahkan sebagian sampai pada titik laksana orang cacat.

”Hari ini kita telah memasuki tahun baru 2023. Waktu yang telah berlalu tidak akan mungkin bisa diulang atau dikembalikan. Islam mengajarkan pada kita untuk menjadikan masa lalu sebagai ‘pelajaran’ atau guru untuk perbaikan hari esok. Allah SWT berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang telah lalu) untuk kepentinganhari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahu siapa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr ayat 18)

Hari esok memiliki makna masa depan (yaitu terkait cita-cita) kehidupan yang sukses didunia, dan yang lebih jauh yaitu masa depan di hari akhir (hari kiamat).

Kita diberi waktu hidup di dunia hanya sebentar sebagaimana orang yang lewat di jalanan, atau seperti musafir(wisatawan), dan pasti akan segera kembali pulang. Maksudnya, hendaknya kita segera melakukan setiap pekerjaan terbaik, jangan suka menunda-nunda hingga esok hari. Sebab belum tentu kita masih hidup atau punya kesempatan yang sama di hari esok.

Sesungguhnya seluruh jenis waktu yang dijalani manusia itu bisa diperbaiki nilainya,meskipun sudah berlalu. Memperbaiki waktu masa lalu, yang mungkin sudah terlanjur hitam kelam karena banyak perbuatan dosa, adalah dengan cara bertaubat, meminta ampunan kepada Allah, menyesali dosa-dosa, dan berjanji tidak akan mengulanginya. Kemudian,bertekad untuk menebus dengan banyak berbuat kebaikan.Yang tidak kalah pentingnya adalah memenejemen masa kini. Kadang sudah punya rencana yang baik, tetapi terserang rasa malas dan menunda-nunda.

Bagaimana caramemperbaikinya? Dalam hal ini kita harus menyibukkan diri dengan banyak aktifitas, danjangan dibiarkan menganggur, kosong atau berpangkutangan. Jangan pula terjerumus melakukan tindakan sia-sia, maksiat dan kejahatan.Imam Hasan Al Bashri berkata:

“Jauhilah oleh kalian menunda-nunda. Karena kamu sedang berada di hari ini, bukan di hari esok.”

Begitu urgensinya waktu selama 24 jam sehari semalam, sebulan kurang lebih 30 hari, dan setahun 365 hari, maka sudah seharusnya dikelola maksimal hingga menjadi produktif, aktif dan kreatif, serta bernilai ibadah di sisi Allah Ta’ala. Oleh karena itu, sebagai muslim yang taat kita wajib punya tekad dan kemampuan mengatur waktu sebaik-baiknya.

Cara yang bisa kita lakukan antara lain:

1) Membuat perencanaan atau daftar kerja yang realistis.
2) Menetapkan target jangka panjang atau jangka pendek untuk menuntaskan pekerjaan.
3) Buat skala prioritas.
4) Selalu disiplin sesuai rencana.
5) Hindari sifat malas
6) Fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.
7) Selalu berpikir positif dan bersemangat
8) Berani, tegas, dan berkomitmen. Demikianlah, Islam mengajarkan betapa pentingnya waktu.

Janganlah kita merugi hanya karena mengabaikan waktu. Kita harus menjadikan waktu sebagai sarana meraih kesuksesan,dengan memanfaatkannya untuk beramal shaleh, memacu prestasi diri, baik untuk kehidupan duniawi ataupun ukhrawi. Sebab setelah hidup kita di dunia yang pendek ini, akan ada hariperhitungan (yaumul hisab) untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatan kita.

Dari Abu Burdah Al Aslami berkata: “Rasulullah saw. pernah bersabda: “Dua kaki seoranghamba tidak akan bisa beranjak nanti di hari kiamat kecuali sudah ditanya tentang; umurnya dihabiskan untuk apa? Ilmunya digunakan untuk apa? Hartanya didapat dari mana dankemana dibelanjakan? Dan tubuhnya dihabiskan untuk apa?” (H.R.Tirmidzi).

Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah Ta’ala untuk bisa mengelola waktu dengan semaksimal mungkin sehingga mendapat keberuntungan dan terhindar dari kerugian di dunia
dan akhirat. Dan, semoga tahun 2023 dan tahun-tahun yang akan datang lebih baik dan lebih sukses dari tahun-tahun yang telah lalu, Allohumma Aamiin. Wa’Allahu A’lam.

Penulis : Ade Sofa, S.Ag.,M.S.I
(Dosen IAKSS Muara Bungo)

 

Facebook Comments

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *