Oleh : Nelson Sihaloho
Rasional
Keberhasilan proses pendidikan dapat dikatakan sangat tergantung terhadap peran guru di sekolah. Itulah sebabnya pendidikan harus mampu membelajarkan dan mengajarkan kepada peserta didik tentang kompleksitas yang mereka hadapi di masa depan. Hal itu sangat penting diberikan kesadaran terhadap peserta didik bahwa kehidupan mereka kelak memerlukan ketekunan, kerja keras, kecerdasan, ketrampilan, kemampuan berkompetisi sekaligus bekerjasama dengan berbagai kemampuan lainnya. Kesadaran akan kompleksitas masalah yang akan mereka hadapi di masa depan penting ditanamkan. Mereka harus membangun kesadarannya agar bisa hidup lebih baik di masa mendatang. Kesadaran akan memicu banyak hal dalam kehidupan peserta didik. Sebab kesadaran secara signifikan ikut mempengaruhi mindset seseorang. Mindset akan berpengaruh terhadap banyak hal dalam kehidupan seseorang termasuk cara berfikir, berbuat, berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang memiliki kesadaran bahwa belajar membuat mereka memiliki ilmu serta kemampuan yang dimilikinya semakin bertambah. Ditengah persaingan global tuntutan profesionalisme guru juga harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi global. Satu-satunya cara dan metode paling ampuh untuk memenuhi standar profesi adalah dengan belajar sepanjang hayat.
Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru menghadapi tantangan besar dan sungguh berat di masa depan. Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan, dan ketrampilan bagaimana mereka bisa menciptakan hasil pembelajaran dengan optimal. Mereka harus beradaptasi dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), memiliki wawasan intelektual, berpikiran maju, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya. Guru masa depan dituntut untuk mengembangkan kemampuan peserta didiknya agar siap menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan di masa depan. Untuk menjadi tenaga yang profesional guru harus meningkatkan kemampuannya dengan mengantisipasi berbagai perubahan, perkembangan Iptek. Apabila semakin banyak pengangguran berarti semakin banyak pula pendidikan yang tidak lagi bisa berfungsi sesuai dengan fungsinya. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama yakni mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan. Sebagai tenaga profesional guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang harus dimilikinya meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik meliputi 18 butir kemampuan, kompetensi kepribadian sebanyak 13 butir kompetensi, kompetensi sosial dengan 13 butir kemampuan serta kompetensi profesional meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan. Saat ini kita tengah memasuki era digital, suatu era yang sudah melampaui era teknologi komputer. Teknologi digital telah menawarkan beragam komunikasi, yakni voice dan sms, face book, youtube, istagram bahkan tersedia data google. Secara harfiah, teknologi merupakan suatu ilmu tentang teknik. Teknologi merupakan aplikasi dari sintesis sains atau natural sciencies dengan teknik. Sains adalah hasil penelitian empirik berupa observasi dan eksperimen yang dirumuskan dengan bantuan akal pikiran. Sedangkan teknologi adalah aplikasi atau cara-cara penerapan sains dalam realita kehidupan melalui eksperimen dan kegiatan piloting selama bertahun-tahun. Dengan demikian teknologi adalah hasil peneletian terapan. Penelitian model seperti biaya memerlukan ketekunan, waktu dan biaya yang tinggi. Bangsa yang menguasai perkembangan teknologi adalah bangsa yang memiliki etos kerja keilmuan yang tinggi serta memiliki anggaran besar. Negara yang mampu menciptakan dan mengembangkan teknologi merupakan negara yang sudah maju. Berbagai kalangan menyatakan bahwa teknologi digital memiliki berbagai fungsi relevan untuk diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar. Sudarno Sudirdjo & Eveline Siregar (2004:9-12), menyebutkan 8 fungsi dari teknologi pembelajaran termasuk digital. Yakni (1)memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar; (2)memotivasi siswa; (3)menyajikan informasi; (4)merangsang diskusi, (5)mengarahkan kegiatan siswa; (6)melaksanakan latihan dan ulangan, (7)menguatkan belajar, dan (8)memberikan pengalaman simulasi. Selain igtu bahwa teknologi digital merupakan sebuah proses revolusi yang mau tidak mau harus dijalani.
Seiring dengan perkembangan Iptek serta meluasnya pengaruh globalisasi, maka pendidik senantiasa dituntut untuk dapat mengimbangi perkembangannya. Menjadikan suatu sekolah dengan keunggulannya memang tidak mudah. Banyak factor yang harus menjadi acuan untuk menciptakan SDM berkualitas. Sekolah berkualitas memiliki ciri ciri yakni kepala sekolah yang dinamis dan komunikatif mampu memimpin serta mewujudkan visi keunggulan pendidikan. Memiliki visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas. Pendidik yang kompeten dan senantiasa bergairah dalam menjalankan tugas profesionalismenya serta selalu inovatif. Peserta didik yang suka kerja keras, bergairah dalam proses pembelajaran. Masyarakat dan orang tua berperan aktif dalam mendukung kegiatan pendidikan. Guru dituntut untuk selalu menjalankan tugas-tugas profesionalisme sesuai dengan tututan perkembangan Iptek. Untuk menjawab tantangan era globalisasi maka dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) berkarakter handal serta berdaya saing yang tinggi.
Pembelajaran Digital
Kehidupan manusia di era digital ini akan selalu berhubungan dengan teknologi. Teknologi telah mempengaruhi dan mengubah manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Informasi memiliki peran penting dan nyata, pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan pengembangan teknologi, diantaranya adalah media komputer. Pembelajaran digital merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi pembelajar belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Pembelajaran digital memerlukan pembelajar dan pengajar berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya, handphone dengan berbagai aplikasinya, video, telepon atau fax. Pembelajaran digital memiliki variasi sesuai dengan modus yang digunakannya, yaitu digital sepenuhnya atau kombinasi dengan tatap muka (face to face). Mengutip Williams, (1999) menyatakan bahwa pembelajaran digital dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources”. Adapun Kitao,(1998) menyatakan bahwa pembelajaran digital dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia. Kitao,et,al menyatakan lebih anjut bahwa kemajuan lain yang berkaitan dengan pembelajaran digital adalah banyaknya terminal komputer di seluruh dunia terkoneksi ke pembelajaran digital, sehingga banyak pula orang yang menggunakan pembelajaran digital setiap harinya. Minimal ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran. Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi pembelajaran digital di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi. Menurut Dal Pian dan Dal Silveira (Munir, 2009) keberadaan teknologi internet dapat membantu (1) menghasilkan atau menumbuhkembangkan nilai-nilai baru, (2) menjangkau pembelajar dalam jumlah yang besar, dan (3) memberdayakan individu dan kelompok social. Dalam kaitan ini, fungsi internet adalah sebagai media pembelajaran. Melalui pemanfaatan internet, seseorang dapat membelajarkan dirinya sehingga memperoleh nilai-nilai baru yang dikembangkan di dalam dirinya, atau memantapkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dal Pian dan Dal Silveira, et.al menyatakan bahwa pembelajaran digital bertujuan untuk membangun komunikasi lebih pada perkembangan teknologi dan sarana pengetahuan yang bersifat global, artinya bahwa pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara online dengan pengembangan website. Internet memberikan peluang untuk (1) meningkatkan akses terhadap informasi, (2) mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi, (3) mengkomunikasikan gagasan dan informasi, (4) merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan, (5) bekerja sama dengan orang lain, (6) memecahkan berbagai masalah, dan (7) memupuk mengembangkan pengertian kultural. Mengutip Bates mengidentifikasi 4 keuntungan atau manfaat kegiatan pembelajaran digital melalui internet, yaitu: (1) dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara pembelajar dengan pengajar atau pengajar (enhance interactivity), (2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility), (3) menjangkau pembelajar dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience), (4) mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Banyak pembelajaran teknologi ditemukan tidak menunjukkan efek konsisten dan signifikan pada hasil belajar (Ferster 2014). Alasannya simpel: menggunakan alat teknologi instruksional untuk menyampaikan instruksi tidak seefektif mengintegrasikan alat dengan tujuan kurikulum untuk mempromosikan perkembangan dari penyelesaian masalah dan pemikiran jauh yang lainnya (Van Eck 2006). Teknologi juga dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang seharusnya dikuasai oleh pembelajar sebagai bekal dalam proses pembelajaran dan kehidupannya. Pembelajaran digital menuntut kompetensi atau kemampuan secara digital. Rosenberg (2001) berpendapat bahwa integrasi teknologi pembelajaran dalam kurikulum memberikan peluang kepada pengajar untuk memperkenalkan pembelajaran secara kontekstual kepada pembelajar. Salah tokoh yang mempopulerkan istilah literasi digital adalah Paul Gilster yang menerbitkan bukunya pada tahun 1997 dengan judul Digital Literacy. Gilster (2007) memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dalam banyak format dari berbagai sumber ketika itu disajikan secara digital melalui komputer. Literasi digital dalam pembelajaran dapat dibuat dengan mengembangkan sumber-sumber belajar berbasis teknologi informasi. Sumber belajar yang dijadikan sebagai salah satu bentuk literasi digital setidaknya ada dua macam, yakni yang bersifat offline maupun online. Sumber belajar yang bersifat offline adalah multimedia pembelajaran interaktif. Adapun untuk sumber belajar digital berbasis online di antaranya adalah blog pembelajaran, dan website sekolah. Sumber literasi digital yang lain adalah website sekolah. Salah satu fungsi Website sekolah adalah sebagai media komunikasi antara sekolah dengan pihak luar sekolah. Website sekolah memberikan informasi tentang sekolah, seperti kurikulum, kalender pendidikan, kegiatan sekolah, maupun profil sekolah. Adapun website sekolah yang dapat dijadikan sebagai sumber literasi digital adalah website yang berisi tentang bahan dan program pembelajaran untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut. Website sekolah tidak hanya sekadar berisi tentang profil sekolah belaka, namun juga berisi tentang konten-konten pembelajaran dan program-program sekolah yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Wajib Belajar Sepanjang Hayat
Menjadi seorang Guru atau pendidik berarti wajib belajar sepanjang waktu. Guru mereupakan garda terdepan dalam pembentukan generasi di masa depan. Guru dengan kesadaran yang dimilikinya baik secara individu atau kolektif dituntut untuk terus belajar guna meningkatkan kemampuan dirinya. Semakin guru menyadari keterbatasan ilmunya maka akan memberikan implikasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan menyisihkan sebanyak 5% dari dana tunjangan sertifikasi untuk digunakan meningkatkan kompetensi guru. Guru juga harus menyadari bahwa banyak hal yang harus dipelajari untuk meningkatkan kapasitas diri terutama menghadapi dinamika peserta didik. Atmosfer dengan semangat mencari ilmu harus terus dijaga, bukan hanya peserta didik lebih penting para guru wajib menjadi insan pembelajar sepanjang hidupnya. Hal lainnya yang harus dihadapi guru saat ini dan di masa depan adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Derasnya informasi membuat guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar dimana implikasi positif yakni semakin mudahnya para peserta didik mengakses informasi untuk bisa belajar mandiri. Hidup di era digital, maka guru juga harus mampu mengikuti kemampuan sebagaiman dipersyaratkan di era digital. Penguasaan teknologi wajib dikuasai agar tidak tertinggal dengan peserta didik. Perlu digarisbawahi bahwa guru terbaik adalah guru yang mampu menginspirasi tidak hanya peserta didik namun juga sesama rekan guru. Guru harus menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam menghadapi dinamika peserta didik yang selalu berubah.
Guru yang berhasil dan sukses dalam mendidik peserta didiknya bukan hanya dilihat dari nilai raport seorang peserta didik, akan tetapi dari karakter, perilaku, sikap dan tingkah laku peserta didik. Seorang guru harus bisa memberikan pengajaran dan pembelajaran yang baik sesuai kondisi fisik dan psikis peserta didik. Memberikan proses pengajaran dan pembelajaran yang menarik dan kreatif di ruang kelas untuk peserta didiknya. Guru kreatif adalah guru yang bisa mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya, dapat mengembangkan dan mengeskplorasi kemampuannya di ruang kelas pada peserta didiknya. Guru kreatif adalah guru yang memiliki komitmen lebih untuk dirinya agar menjadi pembelajar yang baik dan menantang dirinya agar menjadi pendidik yang lebih baik. Banyak guru saat ini mengikuti dan menjadi peserta seminar hanya mengedepankan kebutuhan sertifikat semata. Alasannya, sertifikat tersebut akan digunakan untuk kenaikkan pangkat. Peningkatan profesionalitas itu tidak hanya ditunjukkan dengan banyaknya sertifikat pelatihan yang telah diikuti. Program sertifikasi, harus dipahami sebagai sebuah kebijakan yang berupaya meningkatkan kompetensi guru, sehingga berpengaruh pada kualitas pendidikan. Esensinya, guru harus belajar sepanjang waktu selama masih berprofesi sebagai guru. Apalagi jika guru tersebut telah berstatus sebagai guru sertifikasi. Di tangan para gurulah kelak akan lahir generasi-generasi unggul sebagai penerus kepemimpinan negeri ini. Guru harus sadar bahwa perilaku guru adalah prototipe sikap yang dicontoh peserta didiknya. Semoga Bermanfaat. (Penulis: Guru SMPN 11 Kota Jambi).
Rujukan
1. Anonim. (2003). “Gaji Khusus Tak Jamin Profesionalisme Guru”. Kompas, 13 November 2003. Diambil dari http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0311/13/ dikbud/686476.htm pada tanggal 16 Oktober 2004
2. Dryden, Gordon dan Jeannete V. 2002. Sekolah Masa Depan.Bandung: KAIFA
3. Tonny D. Widiastono. (2003). “Wajah Stress Pendidikan Kita”. Kompas, 1 Mei 2003.Diambil.dari.http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0305/01/Pend.DN/ 285470. htm pada tanggal 16 Oktober 2004
4. Toffler, Alvin. 2002. Menciptakan Peradaban Baru.Yogyakarta: IKON
5. Uzer Usman, Moh. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
6. Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: BIGRAF.
Komentar