Covid-19, Pembelajaran Pindah ke “Layar Kaca

Oleh: Nelson Sihaloho
Rasional
Policy Brief Education During Covid-19 and Beyond yang dirilis PBB (2020) menyebutkan, sebagian besar guru di seluruh dunia tidak dipersiapkan untuk beradaptasi dengan situasi pandemi, yang menuntut berbagai metode pembelajaran baru. Guru memang dengan mudah dijadikan sasaran tembak kegagalan pendidikan, baik sebelum maupun saat pandemi.

Tuduhan terhadap guru terjadi pada saat memberi tugas terhadap peserta didik dan bebannya berpindah ke orang tua. Sebagai upaya mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar di sekolah.

Angka penularan pandemi di berbagai daerah yang terus meningkat memaksa sekolah untuk menerapkan kegiatan belajar dari rumah (BDR) hingga diprediksikan hingga Oktober 2020. Penerapan BDR ini membuat banyak guru melakukan berbagai persiapan untuk memberikan materi pembelajaran moda daring. Moda daring (online) ini pun banyak variasi yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan HP Android (gawai). Pembelajaran daring ini banyak menggunakan aplikasi Whatshap, zoom googleclasroom, youtube serta yang paling kuno bisa menggunakan surel (email). Kemilau-kemilau model-model pembelajaran itu di masa pandemic Covid-19

identik dengan pembelajaran di balik “layar kaca”. HP guru terus menerima dan menyampaikan informasi terhadap peserta didik seakan kemilaunya tidak pernah berhenti serta selalu online.

Ketidaknyamanankuga akan mewarnai kemilau dibalik layar kaca apabila seorang pendidik memiliki grup WA, Edulogy, FB, Link dan lain-lain sebagainya. Materi pembelajaran yang di share dalam bentuk Youtube apabila tidak hati-hati bisa berakibat negatif.

Pembelajaran Digital

Banyak kalangan mengakui bahwa di era digital saat ini, semua serba daring. Era digital menuntut guru lainnya untuk bisa memanfaatkan era digital dalam memberikan bahan ajar yang menarik, kreatif agar mudah dipahami oleh siswa. Untuk tenaga adminsitrasi sekolah (TAS) harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dalam bidang pelayanan administrasi bermutu berbasis digital.

Era digital diharapkan menjadi era peningkatan mutu dan tugas TAS terhadap pelayanan adminstrasi bermutu dilingkungan pendidikan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa teknologi pada hakikatnya merupakan proses untuk mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkannya agar bermanfaat. Informasi memiliki peran penting dan nyata, pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Informasi dan komunikasi sebagai bagian dari teknologi juga sedang berkembang sangat pesat, mempengaruhi berbagai kehidupan dan memberikan perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat pula, diantaranya dengan adanya pembelajaran digital (digital learning).

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menggabungkan bidang teknologi seperti pengkomputeran, telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses.
Pembelajaran digital merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi pembelajar belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Pembelajaran digital memerlukan pembelajar dan pengajar berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya, handphone dengan berbagai aplikasinya, video, telepon atau fax. Pembelajaran daring memang memiliki beberapa kelebihan.

Diantaranya mudah diakses, penggunaan perangkat gawai seperti smartphone, laptop atau komputer yang dapat terhubung ke jaringan internet para peserta didik sudah dapat mengakses materi atau pembelajaran yang di berikan oleh guru kapan saja dan di mana saja tetapi dengan tenggat yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian, biaya yang terjangkau cukup dengan bermodalkan kuota internet atau wifi yang dibayar per bulan oleh orang tua siswa.

Mereka sudah dapat mengakses semua materi yang diberikan oleh guru tanpa harus keluar rumah untuk mencari wifi dan siswa juga dapat melihat materi pertemuan sebelumnya tanpa harus khawatir jika tidak hadir pada perempuan tertentu. Waktu belajar yang lebih fleksibel terkadang peserta didik memiliki banyak kegiatan bersama keluarganya sehingga tidak dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Adanya pembelajaran berbasis digital, mampu membuat siswa dan orang tua tidak perlu khawatir untuk ketinggalan pelajaran. Sebab waktu yang diatur sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik yakni dapat mengatur jadwalnya sendiri. Mendapatkan pengetahuan yang luas, memberikan siswa berbagai informasi awalnya peserta didik idak tahu menjadi tahu. Pesrta didik dapat mengaplikasikannya kembali ketika sudah masuk sekolah dengan normal kembali dan guru yang kreatif akan menyajikan bahan ajar yang menarik dan mudah untuk dipahami.

Pindah ke Layar Kaca

Era digital sekarang ini memang memberikan efek dan akibat yang luar biasa. Betapa tidak mata kini melihat dan focus menatap layar kaca. Berdasarkan hasil survei UNESCO terkait sistem pendidikan selama pandemi di 59 negara dunia termasuk Indonesia menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan kemampuan guru dalam menggunakan ICT. Hal ini menunjukkan para guru masih mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

Wajar saja sebab kebanyakan para guru di Indonesia masuk ke dalam kriteria sebagai digital immigrant. Mengutip Prensky,(2001), digital immigrant adalah generasi yang lahir dan tumbuh sebelum era internet muncul dan dalam posisi menyesuaikan diri dan belajar dengan aspek teknologi digital terbaru. Sedangkan para peserta didik yang duduk dibangku sekolah saat ini merupakan generasi digital native. Golongan ini sejak lahir sudah bersinggungan dengan materi digital dalam kehidupannya seperti smartphone, komputer, videogame, dan lainnya. Prensky,et.al, mereka sangat fasih menggunakan dan menterjemahkan bahasa digital disekeliling mereka, sehingga kecepatan adaptasi dengan teknologi digital melampaui generasi sebelumnya.

Siswa masa kini yang mewakili digital native lebih suka belajar mandiri dengan melihat video interaktif, game, project dan lainnya.

Merujuk pada kegiatan era sebelumnya maka proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik yang semula dilakukan melalui interaksi langsung kini tidak lagi dapat dilakukan. Tantangan krusial dunia pendidikan kita saat ini di tengah pandemi global adalah bagaimana mempertahankan mutu pendidikan. Kunci efektifitas dari sistem pembelajaran daring terletak pada bagaimana seorang guru tetap kreatif.

Terutam adalah menyajikan pembelajaran daring yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Adapun tantangan yang muncul yakni apakah guru mampu menunjukkan kemampuannya dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi zoom, penugasan via google classroom, pre-test atau post-test dengan quizizz. Apakah menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu.

Bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi peserta didik yang serba berjauhan.Guru mampu menyampaikan informasi terhadap peserta didik untuk menjadi peserta didik yang tangguh mengingat kondisi Covid-19 di mana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat penyebaran virus corona.

Perpustakaan Digital dan Strategi

Pembelajaran digital saat ini merupakan perpustakaan yang paling canggih di dunia. Siapa saja atau peserta didik tidak harus langsung pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi. Perkembangan teknologi pembelajaran digital yang sangat pesat saat ini terus merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan dan pembelajaran. Upaya yang dilakukan adalah mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi pembelajaran (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (pembelajaran digital material). Pembelajaran digital mencakup upaya yang ditempuh pembelajar dengan prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas, dan efisiensi. Prinsip kebebasan artinya sistem pembelajaran sifatnya demokratis karena dirancang agar bebas bisa diikuti oleh siapa saja. Shearer (2003) mengungkapkan bahwa pembelajaran digital justru sebenarnya memberikan kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Menurut Linder dan Murphy (2001) interaksi tersebut terjadi karena adanya dukungan alat (tool) yaitu e-learning yang meliputi web statis dan dinamis, grup diskusi, e-mail, chatting, instant messaging, video streaming, animation, sharing aplication, dan video conferencing.

Pembelajaran digital dapat mengaktifkan pembelajar yaitu berinteraksi secara aktif untuk menggunakan komputer, aktivitas fisik dan mental akan terjadi secara intensif misalnya drop and drag, input data, pencarian data yang dibutuhkan, menyusun materi pembelajaran dan lain-lain. Pembelajaran digital yang juga bisa diterapkan dengan strategi pembelajaran yang menimbulkan kebermaknaan “meaningful learning” yang diadaptasi dari Bonk dan Dennen (2003). Diantaranya pertama, Ice breaker dan Opener. Ice breaker artinya memecahkan es, yang mengandung makna bahwa pembelajar terkadang berada pada situasi jenuh, tidak perhatian, tidak fokus atau tidak bergairah dalam belajar.

Ke dua, student expedition yakni ketika pembelajar akan belajar melalui web, tujuan yang akan dicapai dan materi pembelajaran yang akan dipelajari sudah disajikan terlebih dulu.

Ke tiga, PCT (Purposive Creative Thinking) yakni m mengidentifikasi konflik atau masalah-masalah dalam kegiatan belajar yang dihadapi oleh pembelajar yang dapat dipecahkan oleh pembelajar sendiri melalui fasiltas yang ada, misalnya disscussion forum atau chatting.

Ke empat, P2P (Peer to Peer interaction) yakni penggunaan metode cooverative dalam kegiatan pembelajaran di web.

Kelima, streaming expert, tidak semua masalah yang dihadapi oleh pembelajar dapat dipecahkan sendiri atau berdiskusi dengan teman lain, namun diperlukan juga pendapat dari para ahli/pakar (expert). Bisa melalui kegiatan video conference atau sekedar melihat video yang sudah tersedia di digital learning (video streaming).

Ke enam, mental gymnastic yakni, pembelajar melakukan kegiatan brain storming yaitu kegiatan curah pendapat yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah digariskan. Pembelajar mengumpulkan sejumlah topik-topik yang menarik perhatiannya untuk kemudian didiskusikan dan disampaikan kepada pembelajar yang lainnya.

Mengubah Perilaku
Era baru industry 4.0 akan semakin menunjukkan kelasnya melakukan revolusi di bidang (TIK). Perkembangan dunia digital selain akan mempengaruhi kehidupan juha akan mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat. Digitalisasi kehidupan yang semakin berkembang pesat di masa depan. Dunia pendidikan harus tanggap dan jeli dalam membekali peserta didik untuk menguasai kecakapan atau ketrampilan sebagai bekal mereka di di masa depan.

Dunia pendidikan mesti bisa memprediksi dan menyiapkan kecakapan-kecakapan apa yang mesti dimiliki oleh anak untuk hidup di masa depan. Program digitalisasi sekolah merupakan bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital yang dimulai dengan mempersiapkan konten berupa portal atau platform digital. Di dalam platform akan tersedia fitur-fitur utama yakni sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kelas maya (kemdikbud.go.id, 2019). Dengan kondisi masih dalam pandemic Covid-19 menyebabkan para pendidik dan peserta didik mau atau tidak, siap atau tidak, harus dapat lebih up to date mengikuti perkembangan teknologi dalam penyelenggaraan pembelajaran digital sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Pembelajaran digital ini dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan perangkat teknologi dan internet. Pembelajaran digital dilakukan secara online dengan menggunakan perangkat teknologi dan mengandalkan koneksi internet sehingga penggunaan akses internet menjadi suatu hal yang semakin prioritas.

Pembelajaran digital tidak terbatas ruang, waktu dan jarak sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Perangkat teknologi canggih yang bisa digunakan diantaranya: komputer, iPad, laptop, tablet, dan smartphone android.

Dengan pembelajaran digital, pendidik dapat menggunakan berbagai macam aplikasi pembelajaran digital diantaranya: Zoom, Google Classroom, Microsoft Office 365, Cisco Webex, Menti, Kahoot, Schoology, Quipper serta berbagai model lainnya.

Masing-masing aplikasi pembelajaran digital tersebut tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Dengan demikian di masa pandemic Covid-19 maka pembelajaran berpindah ke layar kaca. Meski berpindah ke layar kaca sudah jelas dan pasti memiliki kelemahan dan keterkaitan dengaan sumber daya lainnya. Ketersediaan jaringan listrik yang hidup sepanjang hari tanpa henti akan membuat HP Android, Laptop dan Komputer bisa dioprrasikan terus menerus. Namun apabila jaringan online (internet) terputus secabfgih apapun HP Android dan Laptop hanya bisa dioperasikan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan online. Harus kita sadari bahwa semua perangkat memiliki keterkaitan serta keterbatasan dengan sumber daya lainnya. Semoga Bermanfaat.

(Penulis: Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi).

Rujukan:
1. Bannon, D. (2012). State of the media: The social media reposrt 2012. Retrieved from
2. Horton,Jr, Forest Woody.(2007). Understanding information literacy: a prime. Paris”UNESCO http://id.wikipedia.org/ 206
3. Mell, P., & Grance, T. (2011). The NIST Definition of Cloud Computing Recommendations of the National Institute of Standards and Technology. Nist Special Publication, 145, 7. https://doi.org/10.1136/emj.2010.096966
4. Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
5. Munir. 2012. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
6. Purwanto, A. (2020). Studi Eksplorasi Dampak Work From Home (WFH)
Terhadap Kinerja Guru Selama Pandemi Covid-19. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 92-100.
7. Kompas (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,
Gratis! Diupload pada 22 Maret 2020. Availablea:https://edukasi.kompas. com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all

 

Komentar