Oleh: Nelson Sihaloho
(Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi)
Rasional:
Kemendikbud telah menyusun peta jalan (roadmap) pendidikan nasional dalam rangka menyiapkan generasi emas Indonesia 100 tahun Indonesia Merdeka. Peta Jalan Generasi Emas Indonesia 2045 ini adalah dokumen perencanaan yang memuat kebijakan strategis tahapan-tahapan dalam pencapaian kualitas pendidikan tahun 2016 (base line) hingga tahun 2045 yang sesuai dengan sasaran pembangunan nasional. Peta Jalan Generasi Emas Indonesia 2045 tersebut ditandatangani pada bulan Agustus 2017 oleh Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi. Penulis sejak tahun 2009 hingga 2014 rutin bertemu dengan mantan Sekjen Kemdikbud di ajang Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN). Bahkan pada tahun 2012 sewaktu Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dijabat oleh Prof. Suyanto, Didik Suhardi waktu itu masih menjabat sebagai Direktorat Pembinaan SMP pernah mengunjungi SMP Negeri 11 Kota Jambi. Sejalan dengann hal tersebut maka disusun Peta Jalan Pendidikan hingga tahun 2045 bersamaan dengan 100 tahun Indonesia Merdeka. Sebuah langkah maju dalam merencanakan serta mewujudkan “Generasi Impian”. Bahkan Bapak Presiden RI, H.Joko Widodo menuliskan tujuh butir impiannya untuk Indonesia pada 2085. Impian itu ditulis langsung dalam secarik kertas saat Presiden Jokowi mengunjungi Merauke, Papua, 30 Desember 2015 silam. Akankah Tren Global Pendidikan dan Generasi Emas 2045 mampu mewujudkan Generasi Impian yang lebih baik?
Kata kunci:tren global, pendidikan, generasi impian
Peta Jalan GEI 2045
Salah satu persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di dunia internasional dalam skala global yakni belum sinkronnya grand design atau blue print perencanaan jangka panjang atas pembangunan pendidikan yang bersifat strategis dan visioner. Presiden Joko Widodo menuliskan tujuh butir impiannya untuk Indonesia pada tahun 2085. Impian itu ditulis langsung dalam secarik kertas saat Presiden Joko Widodo pada saat mengunjungi Merauke, Papua, 30 Desember 2015 silam. Ketujuh impian Indonesia di tahun 2085 yaitu: 1). Sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. 2). Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. 3). Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia. 4). Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi. 5). Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. 6). Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik. 7). Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia. Sumber Kemdikbud (2017) menyatakan bahwa ketercapaian megatren dunia 2045 akan ditandai oleh oleh beberapa faktor penentu antara lain demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan geopolitik, dan perubahan geoekonomi. Dari sepuluh megatren yang mempengaruhi dunia, terdapat lima megatren yang paling mempengaruhi dunia. Pertama, megatrend demografi, ditandai dengan semakin tingginya migrasi antar negara (borderless society), dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut. Kedua, megatrend urbanisasi. Pada 2045, PBB memperkirakan sekitar 69,1 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan dibanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar 49,9% dengan 95 persen pertambahannya terjadi di emerging economies. Bonus demografi yang dialami Indonesia juga disertai dengan dinamika kependudukan lain yang juga berdampak luas, yaitu: (1) meningkatnya jumlah penduduk; (2) penuaan penduduk (population ageing) yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia; (3) urbanisasi yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk perkotaan; dan (4) migrasi yang ditandai dengan meningkatnya perpindahan penduduk antardaerah. Ketiga, megatren perdagangan internasional. Kawasan Asia Pasifik diyakini tetap mampu menjadi poros perdagangan dan investasi dunia. Keempat, megatrend kemunculan kelas menengah di emerging market economies (EMEs) di kawasan Asia dan Amerika Latin. Secara ekonomi, kelas menengah akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan per kapita akan mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan investasi. Untuk memanfaatkan bonus demografi maka anak-anak harus dibentuk kualitasnya sejak sekarang. Mulai sekarang, anak-anak harus meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara optimal. Selanjutnya, megatren revolusi industri yang ke depan akan memasukan fase Industry 4.0. Pada fase ini, internet of things atau otomatisasi dan penerapan teknologi yang bertumpu pada internet dan pertukaran data (big data) akan menjadi tren manufaktur yang memungkinkan adanya proses yang lebih efisien dalam proses manufaktur (smart factory) dan pengelolaan value chain. Sesungguhnya mengacu pada platform-platform digital kini pembelajaran Abad 21 memberikan kesempatan yang luas terhadap siapapun untuk dapat belajar dari manapun. Teknologi dan digital menjadi sesuatu yang tidak lagi bisa dielakkan pada abad ke-21.Indonesia termasuk salah satu Negara yang tingkat penetrasi penggunaan internet oleh masyarakatnya memiliki angka yang tinggi. Penetrasi penggunaan internet yang seimbang dengan literasi akan berpengaruh terhadap globalisasi di dunia yang saat ini sedang menjalar ke seluruh negara. Sebagaimana diketahui bahwa teknologi mesin pencari Google sendiri merupakan hasil dari perkawinan teknologi internet dan world wide web. Google menjadi semakin cemerlang setelah bekerjasama dengan Android perusahaan pengembang perangkat lunak telepon pintar sehingga Google semakin populer dan sering digunakan. Google berdiri diatas teknologi untuk mempermudah hajat hidup manusia. Teknologi tercipta dan membentuk budaya dan dalam kebudayaan pasti memiliki akar teknologi sebagai penguat. Penetrasi google tidak hanya membantu guru dan siswa tetapi tidak sadar Google mempengaruhi pondasi pendidikan seperti, menulis. Menulis merupakan tindakan mendasar pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan Indonesia harus memandang serta merencanakan lebih jauh menatap masa depan yang lebih baik.
Menguasai Teknologi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada akhirnya akan merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah memasuki berbagai sendi kehidupan termasuk bidang pendidikan.
Abad 21 memunculkan situasi makin terbukanya hubungan antar bangsa atau Negara. Proses globalisasi membawa implikasi semakin terjadi peningkatan interaksi, interdependensi dan saling mempengaruhi. Terbukanya pilihan pengembangan diri yang memerlukan penyesuaian prioritas tindakan dengan cara berkesinambungan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Era abad 21 memerlukan sumberdaya manusia (SDM) yang tangguh dan mampu menampilkan tingkah laku yang diwarnai dengan etos kerja, prestatif, religius, sensitive terhadap lingkungan, inovatif serta mandiri. Kehidupan Abad 21 menyiratkan tantangan yang lebih luas dalam berkompetisi di era globalisasi. Pengembangan perilaku bersih, transparan, dan profesional menjadi persyaratan mutlak dalam menghadapi era persaingan. Mengutip John J. Macionis (1996) mengemukakan bahwa abad 21 menyiratkan ketidakjelasan terhadap ukuran keberhasilan yang bisa dijadikan keteladanan. Kerjasama antar disiplin ilmu dalam memecahkan masalah yang dihadapi saat ini sangat diperlukan. Pentingnya penguasaan teknologi mutakhir dan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang kini terus berkembang menjadi tantangan tersendiri terhadap para generasi penerus bangsa. Tuntutan untuk cepat beradaptasi dan saling berlomba untuk membenahi berbagai kekurangan-kekurangan harus dilakukan. Bukan itu saja perubahan peradaban manusia juga harus dihadapi dengan optimisme. Kita tidak perlu gentar dan harus membangun reputasi bangsa sendiri menjadi lebih baik. Era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan SDM dalam penguasaan teknologi bahkan memberikan peluang besar terhadap lapangan kerja baru. Pembangunan infrastruktur digital seperti Palapa Ring harus kita yakini akan mampu mendukung pengembangan era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 dengan berbagai teknologi pendukungnya seperti IoT, advance robotic, big data, dan virtual reality, teknologi cloud computing merupakan fundamental utama dalam teknologi. Semua teknologi pendukung dari era revolusi industry 4.0 akan bermuara dalam cloud computing. Dalam dunia pendidikan misalnya penggunaan teknologi sangat penting. Penggunaan teknologi terbukti dapat meningkatkan minat belajar peserta didik sebab tampilannya lebih menarik. Terhindar dari rasa jenuh selama mereka mengikuti pelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan aplikasi atau media yang telah dirancang secara modern dan dimanfaatkan sebagai teori dan praktik dalam pembelajaran sebagai sumber belajar. Saat ini teknologi yang sudah bayak digunakan dalam dunia pendidikan adalah teknologi Informasi. Adapun manfaatnya pengunaan teknologi adalah sebagai sarana pendukung untuk siswa dan pendidik dalam mencari informasi yang lebih luas, selain menggunakan sumber dari buku dan media cetak. Dengan menggunakan informasi yang ada di Internet lebih update para siswa bisa dengan mudah mengakses informasi-informasi baru yang diperlukan di bawah pengawasan guru. Selanjutnya proses pembelajaran dapat dipemudah dengan adanya teknologi dalam pendidikan. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membuat peserta didik lebih nyaman dan tidak terkesan jenuh atau monoton. Sebab penyampaian informasi melalui teknologi canggih terlihat lebih variatif dan modern. Begitu pula dengan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap serta akses yang mudah diperoleh dapat membuat minat siswa tumbuh dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pendidikan memang memiliki beberapa manfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Guru harus tetap mengawasi anak-anak pada saat memanfaatkan teknologi. Karena mudahnya informasi yang mudah diakses dari teknologi, tidak hanya informasi positif, tetapi juga informasi yang negatif.
Budaya Mencipta dan Riset
Budaya mencipta dan meneliti memang sangat penting diterapkan terhadap peserta didik agar mereka kelak mampu menjadi orang-orang yang andal dibidangnya. Kegatan lomba-lomba yang dilaksanakan oleh Kementrian pendidikan dan Kebudayaan salah satu strategi untuk mepersiapkan generasi impian. Generasi-generasi impian harus ditempa sejak dini agar mereka memiliki peluang dan kans besar untuk mengembangkan potensinya kearah yang lebh baik. Kegiatan penelitian yang terus dipupuk hingga mereka kelak memasuki perguruan tinggi harus terus dilakukan. Potensi mereka harus lebih diberdayakan sehingga mampu mencipta dan menjadi peneliti yang andal dibidangnya. Di perguruan tinggi misalnya untuk kalangan guru besar (Professor) ada empat aspek yang dipertimbangkan dari pemimpin akademik. Diantarnya pemimpin akademik harus visioner (visionary), menginspirasi (inspiring), mendorong atau memotivasi (encouraging) serta unggul (excellent). Salah satu hal yang paling ironis ditemukan fakta dilapangan bahwa diasuatu sekolah siswanya sudah berualngkali melakukan penelitian dan masuk finalis. Namun gurunya belum pernah sama sekalipun melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menjadi tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) dalam mengembangkan dimensi tugas profesionalismenya. Memang berat mengalokasikan dana-dana riset dan penelitian untuk kalangan guru dan pendidik memang belum seberapa. Ke depan pemerintah terutama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mampu mengalokasikan anggaran sebanyak 300 judul penelitian per provinsi untuk kalangan guru. Kita bisa bayangkan apabila jumlah provinsi sebanyak 34 provinsi 10.200 jumlah penelitian yang bisa dihasilkan setiap tahunnya. Persoalannya adakah alokasi anggaran resmi yang disiapkan pemerintah untuk penelitian terhadap kalangan guru?
Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa peningkatan kemampuan dalam mengadopsi hasil hasil inovasi menuntut adanya perubahan budaya dalam rangka peningkatan kemampuan SDM sebagai pelaku dalam bidang iptek. Teknologi merupakan bagian dari kebudayaan, karena itu budaya masyarakat harus dengan sendirinya dituntut agar dapat beradaptasi esuai perkembangan teknologi. Seluruh elemen bangsa ini harus meningkatkan kemampuan daya adaptasi, asimilasi, kolaborasi, dan inovasi di tengah masyarakat global. Semua prang pasti memiliki kreatifitas dan inovasi. Setiap orang memiliki hak untuk maju dan berkembang, seiring dengan perkembangan Iptek. Untuk itu penegmbangan kreatifitas, inovasi serta sikap dan perilaku produktif harus ditanamkan sejak dini terhadap seluruh masyarakat untuk mengembangkan budaya terbuka dan dinamis. Mengutip The Hanover Research dalam jurnalnya menyebutkan bahwa dalam upaya membangun budaya riset di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah sepantasnya berpegang pada, pertama, budaya riset membutuhkan baik pemimpin kelembagaan maupun unit unit yang berada dibawahnya untuk dapat menetapkan sejelas jelasnya tujuan penelitian, yang selanjutnya dapat dikomunikasikan secara efektif. Kedua, budaya riset membutuhkan waktu bertahun tahun untuk dapat berkembang dengan baik, ketika sudah terbentuk, membutuhkan pemeliharaan rutin. Ketiga, dalam merencanakan budaya harus mencakup pertimbangan bagaimana proaktif untuk selalu melibatkan para pelajar. Budaya riset merupakan proses sejarah dari generasi ke generasi di mana manusia berinteraksi dengan alam dan kehidupan dalam lingkungan strategis. Manusia dan lingkungan saling memberi dan menerima aksi baik secara internal (yaitu dalam diri manusia itu sendiri), maupun eksternal yaitu interaksi antara manusia dengan alam dan lingkungan.
Generasi Global
Masa depan generasi penerus abngsa akan dibentuk oleh megatren dunia yakni perubahan geopolitik, perubahan iklim, perubahan demografis, globalisasi dan akselerasi teknologi. Semua megatrend tersebut kelak akan menentukan bagaimana strategi negara dalam menyelenggarakan pembangunan SDM untuk menghadapi masa depan. Tren global, yakni globalisasi dan kemajuan teknologi harus mendapatkan perhatian serius. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan akselerasi teknologi seperti digitalisasi, robotisasi, big data, dan kecerdasaan buatan yang akan mengubah dunia, pemerintah, swasta, masyarakat bahkan perilaku anak muda dalam merencanakan masa depannya. Otomatisasi sudah pasti akan berimplikasi melahirkan cara kerja baru, model bisnis baru bahkan tantangan baru terhadap tata kelola pemerintahan. Cara memprediksi masa depan yang paling baik adalah dengan menciptakannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat modern. Kita mengakui bahwa generasi muda saat ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Mereka para generasi muda memiliki keinginan untuk menjadi agen perubahan. Degan kemampuan eksplorasinya yang tinggi, mereka mampu membaca situasi, mencari solusi yang inovatif, serta menerapkannya dalam kehidupan. Kita harus memebrikan kesempatan terhadap generasi muda untuk berkembang bersama masyarakat global. Para generasi muda kita juga harus banyak melihat inovasi dari Negara-negara lain agar produk-produk kita bisa lebih baik. Kita bisa melakukan dan mendeteksinya dengan memandang terhadap perkembangan inovasi yakni dari global to local dan local to global. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mempelajari produk inovatif dari luar negeri dengan teknologi informasi. Ketatnya persaingan dibidang teknologi informasi harus dimaknai dengan arif serta bijaksana. Indonesia yang kelak memiliki bonus demografi yang luar biasa, dengan jumlah pemuda rentang usia 16-30 tahun diperkirakan mencapai lebih dari 64 juta jiwa. Potensi bonus demografi harus menjadi modal sosial yang kuat untuk berkolanborasi di era global menjadi generasi impian yang tangguh. Dengan demikian jelaslah bahwa tren global pendidikan global menuntut kita untuk mampu mewujudkan generasi impian. Generasi impian hanya bisa terwujud dengan menerapkan sistem pendidikan yang bermutu. Diharapkan dengan sistim pendidikan yang baik dan bermutu akan lahir generasi yang tangguh dan kompetitif di tengah era global. Generasi muda yang bakal menghadapi banyak tantangan sebab dunia terus berubah. Skill apa yang telah kita miliki saat ini serta skill apa yang dibutuhkan di masa depan agar mereka bisa bersaing dengan Negara lain. Karena itu penting dikembangkan skill generasi muda minimal pada empat sektor yakni pendidikan, kreatif dan digital media, teknologi dan kebudayaan serta kesenian. Semoga Bermanfaat.(*****).
Rujukan:
BAPPENAS. Visi Indonesia 2045. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Jakarta, 30 Mei 2017.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Menyiapkan Generasi emas 2045: Memori Akhir Jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2010 – 2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 – 2019.
Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
UNESCO, 2015. Education 2030 Incheon Declaration: Towards inclusive and equitable quality education and lifelong learning for all.
Komentar