Bungonews.net .BUNGO – Kondisi ekonomi Kabupaten Bungo kian terpuruk dalam tiga tahun terakhir. Hal itu diperkuat Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bungo tahun 2019 diangka 4,34%, menempati peringkat ke 11 atau terburuk dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
Pemerhati ekonomi, Muhammad Asman menyebutkan bahwa strategi investasi dalam rangka optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan peningkatan kinerja daerah yang muaranya untuk kesejahteraan masyarakat, menjadi sebuah keharusan bagi Pemerintah Daerah Bungo kedepan.
“Pemda Bungo wajib, wajib berinvestasi , sudah saatnya Kabupaten Bungo naik kelas dan mulai berfokus pada Industri manufaktur. Hingga saat ini Kabupaten Bungo belum menunjukkan geliat yang positif dalam melakukan investasi dan ekspansi. Hal ini harus dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan PAD dan mendukung gairah usaha masyarakat,” tutur pria yang tengah fokus menyelesaikan studi S3 Ekonomi tersebut.
Investasi salah satu komponen penting dalam pembangunan karena mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan ekonomi dimasa yang akan datang.
“Dengan melakukan investasi, kapasitas produksi bisa ditingkatkan, yang berarti peningkatan output. Peningkatan output dapat meningkatkan pendapatan,” paparnya.
Dijelaskan Asman, dalam jangka panjang, akumulasi investasi mendorong perkembangan berbagai aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah , dengan demikian, dampak dan keterkaitannya cukup besar , baik pada investor sendiri, pemerintah daerah, maupun rakyat kecil.
Semakin banyak dan tinggi nilai investasi, kian besar pula dampak dan manfaat yang dipetik, seperti menyerap tenaga kerja, optimalisasi sumber daya alam, serta yang paling utama meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Bungo
Secara spesifik Asman memberikan contoh, sektor perkebunan masih menjadi andalan di Kabupaten Bungo, sebagian besar masyarakat Bungo menggantungkan hidupnya dengan bertani karet dan sawit.
“Bawa proposal DAU dan DAK ke pusat kan sudah jadi kegiatan rutin , yang perlu dilakukan Pemda Bungo kedepan adalah berinvestasi, undang investor agar mengembangkan usaha di Kabupaten Bungo. Misalnya, bangun pabrik pengolahan karet untuk meningkatkan nilai jual produk getah karet di Bungo melalui program hilirisasi industri,” kata Asman.
Penguatan investasi sektor hilir, lanjutnya, bisa dilakukan melalui pemberian insentif pajak dan kemudahan mengurus perizinan, sehingga diharapkan dapat menciptakan variasi produk derivatif komoditas karet dari Bungo. Secara nasional jumlah pabrik karet telah mencukupi, namun lokasinya berada jauh di luar Kabupaten Bungo.
Pembangunan pabrik ini tentu dapat menekan biaya pengiriman barang, sehingga nilai getah karet menjadi lebih stabil di tingkat petani. Selain memangkas biaya produksi, masuknya investor juga dinilai dapat mendukung pengurangan impor produk olahan lateks di pasar dalam negeri.
Jika hilirisasi industri karet dapat tumbuh di Kabupaten Bungo, tentu dapat menciptakan nilai tambah bagi komoditas unggulan.
Pemerintah mesti menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan memberikan fasilitas fiskal dan kemudahan perizinan. “Pemerintah harus serius dan gencar mendorong kebijakan hilirisasi industri karena dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang signifikan,” kata mantan Wakil Rektor UMB ini.
Di Daerah lain, kebijakan hilirisasi industri telah memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian mulai dari peningkatan pada nilai tambah bahan baku, maupun penyerapan tenaga kerja lokal. “Pemerintah harus menekankan pentingnya melakukan transformasi ekonomi, yang menggeser ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis manufaktur,” ujarnya.
Dimintai tanggapan mengenai kriteria pemimpin Bungo kedepan yang mampu membawa Bungo keluar dari keterpurukan ekonomi saat ini, Asman menyebut tentu salah satunya adalah yang punya relasi luas.
“Mengutip pernyataan John C. Maxwell, bahwa kepemimpinan adalah pengaruh. Kita tidak butuh pemimpin yang terlalu pintar, kita butuh pemimpin yang cerdas, punya relasi luas, terbuka dan sayang dengan rakyatnya,” tutup Asman.(T5)
Komentar