Profesionalisme Guru Sebagai Agen Peradaban Global

BUNGO, NASIONAL597 Dilihat

Oleh: Nelson Sihaloho

ABSTRAK:

Sebagaimana diketahui bahwa Peringatan Hari Guru Nasional 2024  dilaksanakan pada tanggal 25 November 2024.

Pedoman tentang peringatan Hari Guru Nasional 2024 termuat dalam surat edaran dengan nomor 31810/MPK.BI/TU.02.03/2024 perihal Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2024 tertanggal 12 November 2024 yang ditandatangani Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Tema Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2024 adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat” Abdul Mu’ti. (2024) mengatakan bahwa Hari Guru tahun ini mengambil tema Guru Hebat Indonesia Kuat.

Tema tersebut memiliki tiga makna. Pertama, penegasan tentang arti dan kedudukan penting para guru.

Kedua, guru tidak hanya berperan sebagai agen pembelajaran, tetapi juga agen peradaban.

Ketiga, guru menentukan kualitas sumber daya manusia, generasi bangsa yang melanjutkan perjuangan dan bertanggung jawab memajukan bangsa dan negara.

Ketua Umum PGRI Unifah Rosidi (2024) dalam teks pidationya menyampaikan Pendidikan yang berkualitas akan terwujud manakala guru sebagai aktor utama pendidikan mendapat perhatian serius dalam hal peningkatan kesejahteraan, peningkatan kompetensi, dan perlindungan hukum bagi guru.
PGRI mengusulkan dan memohon agar pemerintah bersama DPR menyusun Undang-Undang Perlindungan Guru. UU ini dimaksudkan untuk melindungi dunia pendidikan, melindungi guru, siswa, tenaga kependidikan agar terbebas dari kekerasan. Unifah Rosidi (2024) juga mengajak para guru untuk melakukan transformasi pembelajaran, pertumbuhan mindset, terus belajar, berkarya, kreatif, inovatif, dan saling berbagi pengetahuan, sikap serta keterampilan.

Mengacu dan merujuk pada pidato Mendikdasmen Abdul Mu’ti tuntutan terhadap profesionalisme guru sebagai agen pembelajaran dan peradapan di era global sangat. Perkembangan teknologi dunia industry yang bergerak cepat dan dinamis mengajarkan kita tentang makna peradapan. Meskipun teknologi berkembang dengan begitu dinamis guru dituntut untuk mampu menjadi agen perubahan yang edukatif.  Dukasi sangat memiliki peran penting dalam mewariskan nilai-nilai luhur peradaban bangsa. Tantangan urtama untuk terus menerus megedukasikan peradaban sesuai dengan era global sangat penting dan menjadi isu-isu sentral yang perlu disikapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip yang terus mengedukasi peserta didik.
Kata kunci: profesionalisme, guru, agen peradaban, global.

Isu-Isu Peradaban Global

Sebagaimana kita ketahui bahwa globalisasi merupakan sebuah fenomena yang menghubungkan dunia secara menyeluruh. Kondisi tersebut telah membawa perubahan besar-besaran di segala aspek kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja bahkan dalam hidup. Perkembangan tersebut berimplikasi terhadap munculnya tantangan baru dalam dunia pendidikan, utamanya tuntutan profesionalisme guru. Globalisasi pada akhirnya menghadirkan tuntutan baru untuk menyiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan masa depan yang tidak dapat bisa kita prediksi.
Beberapa tantangan  tersebut yang berimplikasi pada  guru diantaranya  penyesuaian dengan teknologi. meningkatnya kebutuhan akan keterampilan global, profesionalisme guru  diuji oleh kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerjasama.

Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang menjadi tantangan guru sesuai tuntutan globalisasi. Diantaranya teknologi digital dan pembelajaran daring, kebutuhan akan kemampuan multicultural.
Selanjutnya adalah pendidikan keterampilan abad ke-21, adaptasi dengan lkurikulum global serta pembelajaran seumur hidup..
Mengutip Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadik) yang menggelar rapat kerja di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jakarta, pada Jumat (19/1/2024) memberikan 7 catatan kritis tentang isu-isu di dunia pendidikan saat ini.(KOMPAS.com). Ke 7 catatan kritis tentang isu-isu di dunia pendidikan saat ini tersebut, pertama  yakni tingkat literasi. Bahwa kemampuan literasi siswa berdasarkan Rapor Pendidikan 2023 berada dalam kategori sedang. Rapor Pendidikan 2023 mendefinisikan kategori sedang sebagai kondisi dimana sebanyak 40-70 persen siswa mencapai kompetensi minimum literasi. Kedua, kekerasan di satuan pendidikan

Berdasarkan Rapor Pendidikan 2023, indikator iklim keamanan sekolah untuk jenjang SMP sederajat dan SMA sederajat mengalami penurunan.

Ketiga, penyelesaian guru honorer.  Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengangkat guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada tahun 2024.

Keempat peningkatan ketrampilan guru. Guru sebagai pendidik perlu menguasai berbagai keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terlebih dengan era digitalisasi seperti saat ini menimbulkan banyak sekali perubahan dalam segi-segi kehidupan bangsa, tidak terkecuali di dalam dunia pendidikan.

Kelima, peningkatan kualitas anggaran pendidikan Pengelolaan Anggaran Pendidikan sebanyak 20 persen dari APBN saat ini banyak tersita untuk hal-hal di luar fungsi pendidikan. Anggaran Pendidikan kini mencakup pula gaji guru sampai anggaran untuk pendidikan di kementerian atau lembaga yang berada di luar naungan Kemendikbud Ristek. APBN beberapa ditransfer ke daerah sebagai anggaran pendidikan. Tapi oleh pemerintah daerah dihitung sebagai anggaran pendidikan daerah sehingga banyak daerah tidak sampai 2-5 persen menganggarkan pendidikannya.

Keenam, dana abadi kebudayaan. Kemendikbudristek mengupayakan Dana Abadi Kebudayaan tahun 2024 sebesar Rp 7 triliun. Dana ini ditujukan untuk mendukung pengembangan dan kemajuan budaya daerah di Indonesia. Ketujuh, transisi ke dunia kerja.  Fase transisi dari dunia pendidikan menuju dunia kerja semakin pelik karena faktor sosio ekonomi. Lulusan dunia pendidikan juga dibayangi oleh situasi pekerjaan informal sampai menjadi pengangguran.

Sebelumnya pada tahun 2022 saat Indonesia memegang presidensi G20 disoroti ada 4 isu utama bidang pendidikan. Saat itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), dijabat oleh Nadiem Anwar Makarim dan pemapan isu disampaikan oleh Iwan Faisal. Iwan Faisal (2022) mengatakan Indonesia memiliki empat isu prioritas bidang pendidikan yang akan didorong pada G20. Empat tujuan prioritas dari Education Working Group, yaitu pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta dunia kerja pasca-Covid-19. Empat agenda utama bidang pendidikan yang diangkat dalam G20 pada tahun tersebut yakni

pertama, kualitas pendidikan untuk semua (universal quality education).
Kedua, teknologi digital dalam pendidikan (digital technologies in education).
Ketiga,  solidaritas dan kemitraan (solidarity and partnership) serta keempat masa depan dunia kerja pasca Pandemi Covid-19 (the future of work Post Covid-19.)

Dengan adanya perubahan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) salah satunya adalah Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).
Saat ini ada 8 isu pendidikan yang bakal menjadi keputusan penting Kemendikdasmen. (KOMPAS,com, 19/11/2024). Saat ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) 8 Kajian Kebijakan Pendidikan untuk upaya mewujudkan visi besar pendidikan. Delapan topik krusial yang dibahas itu adalah, pertama, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan zonasi; kedua, Ujian Nasional (UN); ketiga SMK Masa Depan; keempat, Artificial Intelligence (AI) untuk pendidikan; kelima Guru Penggerak; keenam Kurikulum Merdeka; ketujuh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ; serta kedelapan  Sekolah Unggul. Konsep kajian tentang 8 isu krusial tersebut sedang dibahas secara menyeluruh dan akan dituntaskan pada akhir 2024. Intinya pada tahun ajaran baru tahun pelajaran 2025/2026 semua sekolah di Indonesia bersiap menyambut kebijakan baru. Semua pihak harus berpikir realistis semua kebijakan tidak adan yang sempurna pasti memiliki  kekurangan dan berharap kekurangan-kekurangan tersebut terus disempurnakan kearah yang lebih baik.

Memajukan Peradaban Global

Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan menjadi salah satu komponen dasar ataupun fokus pada Sustainable Development Goals 2030 (SDGs) yang disahkan sejak 25 September 2015 melalui Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Hal ini menunjukkan aspek penting dapat dicapai melalui pendidikan Dalam sejarah peradaban dunia, perkembangan  kehidupan dapat berjalan pesat setelah ilmu pengetahuan berkembang.

Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya. Mengutip Alfin toffler (1981) menganalisis gejala-gejala perubahan dan membaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi, transportasi dan informasi komunikasi. Salah satu ciri globalisasi yang kita rasakan saat ini adalah meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional inflasi regional dan berbagai bentuk lainnya. Toynbee, sejarawan abad ke-20 pernah menyatakan “ “Para ahli sejarah di masa mendatang akan berkata bahwa kejadian yang besar di abad ke- 20 adalah pengaruh kuat peradaban Barat terhadap semua masyarakat di dunia. Mereka juga akan berkata bahwa pengaruh tersebut sangat kuat dan bisa menjungkirbalikan korbannya….”. Karena itu pentingnya pendidikan untuk kemajuan pendidikan bahwa fondasi peradaban pendidikan berkualitas adalah fondasi kokoh terhadap kemajuan peradaban. Penting membentuk individu unggul bahwa  pendidikan yang baik membentuk individu menjadi lebih baik.
Implikasi langsung terhadap kemajuan peradaban adalah kualitas pendidikan menentukan sejauh mana peradaban dapat berkembang. Dalam era modernisasi sekarang ini seperti era digital tantangan pendidikan semakin hari semakin kompleks.

Pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam berbagai pertemuan dan forum internasional, UNESCO selalu menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Salah satu yang dikeepankan saat ini adalah pendidikan Inklusif. Salah satu pilar utama yang ditekankan oleh UNESCO dalam pendidikan adalah inklusivitas. Pendidikan harus dapat diakses oleh semua orang tanpa terkecuali, baik itu anak-anak, orang dewasa, perempuan, laki-laki, maupun mereka yang memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda. UNESCO percaya bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisik, sosial, atau ekonomi mereka, berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan inklusif juga berarti menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak dengan disabilitas, serta mereka yang tinggal di daerah konflik atau yang seringkali terpinggirkan dalam sistem pendidikan formal. Pendekatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, khususnya tujuan keempat, yang bertujuan untuk memastikan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas bagi semua orang. Pendidikan yang berkualitas memerlukan pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru. Sebab guru adalah penggerak utama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif. Menurut UNESCO adapun tantangan pendidikan global  yakni ketimpangan akses pendidikan, kualitas pendidikan yang tidak merata serta dampak krisis global dan perubahan iklim.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa tentu memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan rekayasa bangsa di masa mendatang, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia.

Peradaban ialah suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan sikap kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai warga masyarakat.  Itulah sebabnya “Peradaban” dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global).  Peradaban mencerminkan kualitas kehidupan manusia dalam masyarakat. Kualitasnya diukur dari ketentraman (human security), kedamaian (peacefull), keadilan (justice), kesejahteraan (welfare) yang merata. Karena itu dalam membangun peradaban, masyarakat harus berupaya untuk mewujudkan tatanan hidup yang lebih baik dengan meningkatkan taraf pendidikan yang memadai, penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Peranan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membangun peradaban hidup. Pendidikan bertujuan mencetak generasi agar lebih berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu dengan tambahan nilai-nilai moral dan tingkah laku yang telah menjadi sebuah harapan bangsa tersebut. Peradaban hidup suatu masyarakat tergantung dangan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki.
Membangun peradaban hidup melalui pendidikan adalah suatu tujuan mensintesakan dan mengintegrasikan berbagai dimensi menjadi suatu sistem nilai yang terintegrasi baik politik, ekonomi, sosial, maupun iptek yang secara dinamis terus berkembang, mampu menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan dalam maupun tantangan lain yang telah mengglobal. Untuk membangun peradaban hidup yang berimplikasi terhadap kehidupan yang bermutu, diperlukan manusia yang memiliki kemampuan (intelektual, dan vokasional/ professional) dan berkarakter (berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab, dan demokratis).

Memajukan peradaban hidup tidak dapat dilakukan hanya dengan melalui satu dua bidang kehidupan. Ia merupakan proses bersinergi, simultan dan konsisten. Pendidikan mempunyai fungsi ganda. Pada satu sisi pendidikan berfungsi untuk memindahkan nilai-nilai dalam upaya memelihara kelangsungan hidup suatu masyarakat dan peradaban. Sedangkan di sisi lain pendidikan berfungsi untuk mengaktualisasikan fitrah manusia agar dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan mampu memikul tanggung jawab atas perbuatannya, sehingga memperoleh kebahagiaan dan kehidupan yang lebih baik.
Karena itu profesi pendidikan harus dikembangkan dengan sistem pembinaan yang jelas dan professional. Sebab warisan budaya hanya bisa ditransmisikan kepada generasi muda melalui proses pendidikan.   Penanaman nilai, pembentukan sikap, perilaku, karakter, dan kepribadian manusia hanya dapat dilakukan melalui aktualisasi fungsi pendidikan dan profesi pendidik.
Esensi peradaban yang harus dibangun dan dikembangkan oleh seorang pendidik adalah sinergi iman, ilmu, amal, karya (ilmiah, teknologi, institusi pendidikan, dan lainnya), dan budaya yang memberi nilai tambah (added value) kemaslahatan terhadap kemanusiaan.

Pada akhirnya memajukan perdaban hidup yang global dapat dilakukan dan bangun seorang pendidik adalah peradaban ilmu, seni budaya, peradaban sistem kehidupan yang dibangun atas dasar iman, ilmu, serta amal saleh (karya nyata dan bermaslahat) bagi umat manusia. Karena itu profesionalisme guru saat ini dengan kondisi bergerak kearah dunia global sert digital 30 tahun ke depan akan lebih berbeda situasinya. Perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan yang cepat memerlukan pendidikan yang adaptif dan responsif. Revolusi teknologi informasi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi. Pendidikan untuk peradaban yang berkelanjutan harus mengubah sikap dan perilaku kita terhadap alam dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana tindakan individu dapat berkontribusi pada keberlanjutan planet ini.

Profesionalisme guru juga akan selalu berkembang serta adaptif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2024  guru harus melakukan refleksi mendalam terhadap tugas profesionalismenya. Guru harus menjadi agen peradaban yang berkelanjutan meskioun teknologi terus berkembang melesat dengan berbagai kecanggihannya. Selamat   Hari Guru Nasional Tahun 2024 “Guru Hebat Indonesia Kuat”. Semoga. (*******).

Rujukan:

1. Alimudin.2009.ProfesionalismeGuru.http://alimudinmakalh.blogspot. com/2009/04/profesionalisme-guru.html. Tanggal: 23 Juni 2014
2. Idi,Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.
3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
4. Joy A. Palmer, 50 Pemikir Paling Berpengaruh Terhadap Dunia Pendidikan Modern, (Jakarta, Laksana: 2010), h. 25
5. Paulo Preire, Pendidikan Kaum Tertindas (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008)
6.http://www.hukumpedia.com/negara/guru-membangun-peradaban-bangsa-hk525f9f03b76b4.html
7.http://pramitaseishin.blogspot.com/p/pendidikan-dan-peradaban-bangsa.html
8.http://mobelos.blogspot.com/2013/10/pengertian-pendidikan-definisi.html
9.http://priendah.wordpress.com/2009/09/04/peran-pendidikan-dalam-membanngun

Komentar