Modernisasi Pembelajaran, Sekolah Bermutu dan Berprestasi

Oleh: Nelson Sihaloho

Rasional

Saat ini hiruk pikuk soal Penerimaan Peserta DIdik BarU (PPDB) dengan system zonasi nampaknya menuai kritik dan protes dari berbagai kalangan. Fenomena demikian memang hampir rutin kita saksikan setiap tahun

. Itulah yang terus disuguhkan terhadap para generasi kita dan mereka seakan-akan ikut menyaksikan betapa system yang diciptakan pun selalu menuai protes. Kendati demikian dalam menghadapi era globalisasi dan industry 4.0 di masa mendatang nampaknya modernisasi pembelajaran juga wajib dilakukan.

teknologAdaptasi terhadapi dalam modernisasi pembelajaran harus sinkron terhadap sarana prasarana yang melingkupinya. Kita mengetahui Bersama bahwa salah satu hal yang mempengaruhi perubahan besar dalam kehidupan manusia adalah modernisasi. Modernisasi yang identic dengan sebagai pengaruh perubahan sosial yang memiliki efek besar terhadap pola perilaku masyarakat. Akankah modernisasi pembelajaran memiliki relevansi dan korelasi terhadap sekolah berprestasi dan bermutu?

Modernisasi Dalam Pembelajaran
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan dalam masyarakat, dimana para masyarakat merubah pola pikirnya dan memperbaharui dirinya ke arah yang lebih baik. Artinya memiliki harapan akan tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih maju, makmur, dan berkembang.

Modernisasi juga dapat dinyatakan sebagai hasil dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang hingga sekarang. Kemajuan teknologi pada akhirnya dirasakan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam Pendidikan misalnya pelatihan teknologi informasi komunikasi (TIK) bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang berbasis modern menuju sekolah yang berprestasi.

Saat ini semua institusi Pendidikan sedang berupaya memajukan institusinya untuk mengejar prestasi termasuk dalam meningkatkan mutu sekolah. Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai modernisasi. Mengutip Koentjaraningrat menyatakan bahwa modernisasi adalah segala usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyesuaikan dengan kondisi jaman yang telah berkembang pada saat ini.

Adapun Soerjono Soekanto menyatakan modernisasi adalah suatu upaya perubahan sosial yang terarah (directed change). Sehingga dalam perubahan modernisasi ini akan senantiasa didasari dengan perencanaan (social planning). Ahli lainnya bernama W. Schoorl mengungkapkan bahwa modernisasi adalah sautu proses transformasi yang mampu mengerkan masyarakat pada bentuk perubahan dalam aspek kehidupan yang ada di dalamnya. Sedangkan Wilbert E. Moore menjelaskan bahwa modernisasi adalah transformasi total kehidupan yang berfungsi untuk merangkai berbagai bentuk dan bidang teknologi dalam suatu organisasi sosial. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkot menyatakan bahwa modernisasi adalah suatu usaha yang mampu memberikan pengarahan untuk masyarakat agar mereka dapat merubah dirinya menjadi lebih baik.

Lebih baik artinya masyarakat dapat menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan jaman sekarang. Sedangkan Arbi Sanit menjelaskan bahwa modernisasi adalah terjadinya perubahan dalam setiap lini kehidupan setiap individu yang awalnya tradisional mengarah pada kehidupan yang lebih modern.

Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI). TI telah menghadirkan media baru dalam penyebaran informasi, yaitu media digital. Informasi yang tidak lagi disusun atas atom-atom – tetapi dalam bit-bit (Negroponte, 1998)–telah mempercepat dan mempermudah proses penyebarannya.

Media ini pun telah mengubah pola pikir manusia yang merupakan respon terhadap kemasan informasi.Media teknologi informasi telah mengubah pola pikir manusia yang merupakan respon terhadap kemasan informasi. Perubahan terhadap pola pikir masyarakat lahirnya e-mail yang mengubah cara berkirim surat, e-business atau e-commerce yang telah mengubah cara berbisnis dengan segala turunannya, termasuk e-cash atau e-money. E-government telah membuka babak baru pengelolaan pemerintahan dan mekanisme hubungan antara pemerintah, dunia bisnis, dan masyarakat. E-learning menawarkan cakrawala baru proses belajar-mengajar. Perubahan-perubahan tersebut akan terus berlangsung dan dalam beberapa bidang sudah mulai mapan, terutama di negara-negara maju. Mengutip Resnick (2002) menyatakan ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan:

(1) bagaimana kita belajar (how people learn)(2) apa yang kita pelajari (what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn).

Terkait dengan bagaimana kita belajar, maka cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat menentukan model pembelajaran. Pannen (2005), menyatakan bahwa saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor independent).

Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan (Resnick, 2002). Intervensi yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa.Menurut Resnick (2002), selain TI akan sangat mewarnai masa depan, TI juga mengubah tidak hanya terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh siswa, tetapi juga apa yang dapat dipelajari. Sangat mungkin banyak hal yang seharusnya atau dapat dipelajari siswa tetapi tidak bisa dimasukkan ke dalam kurikulum karena “ruang” yang terbatas atau kompleksitas yang tinggi dalam mengajarkannya. Paradigma pembelajaran yang sebelumnya mengandaikan bahwa sumberdaya pembelajaran hanya terbatas pada materi di kelas dan buku harus diubah. Hadirnya TI, terutama Internet, telah menyediakan sumberdaya pembelajaran yang tidak terbatas.

Model pembelajaran tatap-muka yang banyak membatasi waktu dan tempat belajar. Sebagai komplemen (atau substitusi), teknologi e-learning hadir untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih tempat, waktu, dan ritme belajar (Kirkpatrick, 2004). Interaksi yang difasilitasi oleh TI ini dapat terjadi secara sinkron (pada waktu yang sama) maupun asinkron (dalam waktu yang berbeda). E-learning dapat difasilitasi secara online maupun offline tetapi berbantuan TI.

Untuk  menfasilitasie-learning dengan bantuan koneksi Internet, dalam beberapa tahun terakhir, telah dikembangkan banyak aplikasi yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran. Aplikasi ini sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS ini mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran seperti menfasilitasi berbagai macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), e-mail, chat, diskusi online, forum, kuis, dan penugasan.

Beberapa contoh LMS adalah WebCT (www.webct.com), Blackboard (www.blackboard. com), Macromedia Breeze (www.macromedia. com/software/breeze/), dan Fronter (www.fronter.no). LMS sudah banyak diadopsi oleh banyak lembaga pendidikan di dunia.

Sekolah Bermutu

Inovasi merupakan sebuah perubahan baik yang berasal dari perbaikan terhadap sesuatu yang sebelumnya pernah ada. Bahkan perubahan yang berasal dari sesuatu yang murni belum pernah ada sebelumnya.

Sedangkan modernisasi adalah bentuk transformasi keadaan dari keadaan yang sebelumnya tradisional/berkembang, menjadi lebih maju/modern. Dunia cyber menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses data-data dari seluruh penjuru dunia.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam mencapai suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu konsep belajar dan mengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Modernisasi di bidang pendidikan ini biasanya ditandai dengan adanya media pembelajaran secara online dengan aplikasi melalui telepon genggam.

INtinya i media pembelajaran tidak lagi hanya menggunakan buku sebagai acuan belajar para peserta didik. Proses modernisasi adalah suatu proses perubahan yang di rencanakan yang melibatkan semua kondisi dan nilai – nilai sosial dan budaya secara integratif.

Masyarakat harus memahami dan menyadari bahwa sistem nilai yang berlaku dan bersangkutan ada yang berkualifikasi norma dan nilai. Di mana norma memiliki skala keberlakuannya tergantung pada aspek waktu dan ruang. Modernisasi ditandai dengan adanya teknologi canggih yang terus berkembang, memudarnya adat istiadat tradisional, transportasi yang canggih, pergaulan para remaja, berkomunikasi dengan mudah dan cepat, dan masih banyak lagi.

Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah telah lama digulirkan dan merupakan alternatif dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah. Konsep ini diperkenalkan oleh teori effective school yang lebih memfokuskan diri pada perbaikan proses pendidikan (Edmond, 1979).

Beberapa indikator yang menunjukkan karakter dari konsep manajemen ini antara lain; (i) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (ii) sekolah memilki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (iv) adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi, (v) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (vi) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/perbaikan mutu, dan (vii) adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat.

Pengembangan konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan.

Kondisi demikian mengindikasikan bahwa Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain.

Ada empat hal yang terkait dengan prinsip – prinsip pengelolaan kualitas total yaitu; (i) perhatian harus ditekankan kepada proses dengan terus – menerus mengumandangkan peningkatan mutu, (ii) kualitas/mutu harus ditentukan oleh pengguna jasa sekolah, (iii) prestasi harus diperoleh melalui pemahaman visi bukan dengan pemaksaan aturan, (iv) sekolah harus menghasilkan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap arief bijaksana, karakter, dan memiliki kematangan emosional.

Sistem kompetisi tersebut akan mendorong sekolah untuk terus meningkatkan diri, sedangkan penghargaan akan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri setiap personel sekolah, khususnya siswa.

Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible.

Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis.

Dapat juga prestasi di bidang lain seperti cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu yakni komputer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, integritas dan sebagainya.Termasuk guru-guru yang terkait di dalamnya harus benar-benar dapat teruji integritasnya, perilakunya termasuk kemampuan serta prestasinya.

Prestasi Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda yakni “prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988:65) bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. Muhibbin Syah (1997:141) menjelaskan bahwa: “Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, ada tiga faktor yang perlu ditingkatkan. Antara lain, guru, peserta didik, sarana dan prasarana. Semuanya masuk di dalam renstra (rencana strategis) yang juga menjadi acuan sekolah dalam menyusun rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS).

Biasanya untuk siswa berprestasi pihak sekolah selalu diminta untuk memfasilitasi potensi peserta didik terutama peserta didik yang memiliki prestasi. Namun adakalanya di lapangan sering diabaikan bahkan penghargaan jauh dari harapan. Begitu juga dengan guru yang sejak awal susah-susah untuk membina dan membimbing siswa penghargaan juga minim.

Beda dengan pemberian penghargaan yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaam jika lolos saja ke tingkat nasioal penghargaan pasti akan diberikan sesuai dengan anggaran. Lomba-lomba yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan setiap tahunnya terus ditingkatkan.

Bahkan jika ada yang meraih prestasi juara pertama pihak Kementrian selalu mengirimkan para juara ke tingkat internasional. Seperti OSN, tetap mengacu pada delapan bidang studi, yaitu fisika, kimia, matematika, biologi, komputer, astronomi, kebumian, dan ekonomi. Sedangkan penghargaan untuk siswa yang memperoleh medali, saat ini sudah tersolusi. Bahkan mereka yang berprestasi akan ditampung di perguruan tinggi yang mereka inginkan termasuk dana beasiswanya. Intinya bahwa modernisasi pembelajaran yang telah dlakukan selama ini seharusnya menjadikan sekolah lebih bernutu dan berprestasi.

Image dan atmosfir sekolah modern, sekolah bermutu dan berpretasi harus tetatp di gelorakan meski masa pandemic Covid-19 dan sistim PPDB Online Berbasis Zonasi, Afirmasi, Perpindahan Orang Tua dan Prestasi. Semoga tidak ada penyusupan jenis baru dalam PPDB Online tahun ini istilah CPD alias “Cepat Pindah Domisil” dengan modus administrasi model baru pula yang sering disebut masyarakat “ mengakali orang”.

(Penulis: Guru SMPN 11 Kota Jambi)

Rujukan:
1. Charismiadji,Indra. 2020, Mengelola Pembelajaran Daring yang Efektif. (https://news.detik.com/kolom/d-4960969/mengelola-pembelajaran-daring-yang efektif diakses pada tanggal: 26 Juni 2020).
2. Made Wena, 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
3. Pannen, P. (2005). Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran. Presentasi pada Seminar Sun Commitment in Education and Research Industry, Jakarta, 29 Juni.
4. Soekartawi (2003). E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Presentasi pada Seminar e-Learning perlu e-Library, Universitas Petra, Surabaya, 3 Februari
5. Wening, Tyas. 2020. E-Learning Dilakukan untuk Mendukung Proses Belajar di Rumah, Coba Berbagai Aplikasi Ini, yuk!. (https://bobo.grid.id/read/082065091/e-learning-dilakukan-untuk-mendukung-proses-belajar-di-rumah-coba-berbagai-aplikasi-ini-yuk? page=all diakses tanggal: 26 Juni 2020).
6. Yustianti, Ike dan Dian Novita. 2019. Pemanfaatan E-Learning bagi para Pendidik di Era Digital 4.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Programpascasarjana

Facebook Comments

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *