PENIADAAN UN TEROBOSAN BARU PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Oleh: Nelson Sihaloho

Abstrak:
Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan berbagai fenomena ditandai dengan munculnya krisis global.Ancaman virus corona (Covid-19) akhirnya pemerintah memutuskan Ujian Nasional (UN) 2020 ditiadakan untuk mengantisipasi penyebarannya. Berbagai kalangan menyambut antusias sikap pemerintah tersebut sebab selama ini UN selalu menjadi momok menakutkan. Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju untuk melakukan terobosan baru peningkatan mutu pendidikan kita. Mengutip Beeby, (A. Sabur,1998:33) mengungkapkan untuk melihat mutu Pendidikan bisa dilihat dari tiga perspektif. Ke tiga perspekstif yakni ekonomi, sosiologi, pendidikan memberikan manfaat baik mobilitas sosial,  budaya dan kesejahteraan. Philip H.Coombs, et.el. konsep mutu pendidikan tidak hanya diukur dari prestasi belajar, kurikulum, standar dan sebagainya.

Namun dari relevansi apa yang diajarkan, dipelajari sesuai dengan kebutuhan belajar kini dan mendatang.Dengan peniadaan UN diharapkan munculnya terobosan baru dalam dunia Pendidikan di Indonesia lebih bermutu.

Kata kunci: terobosan, mutu, pendidikan
Pengendalian Mutu
Mengutip J.M.Juran (1988:166): menyatakan “tujuan utama pengendalian adalah meminimalkan kerusakan dini, dengan tidakan cepat untuk memulihkan status quo atau lebih baik lagi”,.  Willian M.Lindsay(1997:5), control, thefore, is doing whatever is needed to accompliss what we want to do as an organization.  Secara lebih rinci pengendalian mutu dirancang untuk pertama, provide routine and consistent check to ensure data integrity, correctness, and completeness. Ke dua, identify and address errors and omissions; dan ke tiga, document and and archive inventory material and record all QC activities.(dalam IPCC:2007). J.M.Juran,et.el, menyatakan pengendalian mutu sebagai proses manajemen didalamnya ada 3 yakni  pertama, mengevaluasi kinerja nyata. Ke dua,.membandingkan kinerja nyata dengan tujuan dan ke tiga, mengambil tindakan terhadap perbedaan.

Sedangkan Boone and Kurtz sebagaimana dikutip oleh Turney (1992:242) mengemukakan empat tahap pengendalian. Pertama, establish performance standars based on organisational goals, ke dua, monitor actual performance. Ke tiga, compare actual performance with planned performance dan ke empat take corrective action, if necessary. Mutu adalah derajat keunggulan suatu produk baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun intangible. Dalam pendidikan pengertian mutu, mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan itu sendiri.  Proses pendidikan bermutu terlibat berbagai input, bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya.

Mutu hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ulangan umum).

Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan..Mengutip Lang dan Evans (2006:3) penciptaan program pendidikan bermutu dapat didasarkan atas esensi-esensi program pendidikan guru. Yakni, keberartian teori disertai pengalaman praktisnya, kerja sama antara perguruan tinggi dengan komunitas pendidikan lainnya. Teori dan praktis dalam keterampilan generic dan refleksi serta diskusi tentang efektivitas keterampilan tersebut. Memberikan penekanan proses pada bagaimana cara mahasiswa belajar untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan untuk mengorganisasikan pembelajaran, penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, penerapan alternatif asesmen dan teori motivasi. Selanjutnya adalah membangun profesionalisme berbasis penelitian dan memahami benar tugasnya menjadi guru pembelajar yang professional.Kapabilitas guru perlu ditingkatkan sehingga mutu pendidikan berbanding lurus dengan output lulusan yang dihasilkan. Membangun kapabilitas guru bertujuan untuk pengembangan kualitas guru sesungguhnya terletak pada kemauan mengembangkan dirinya.

Mengutip Darling-Hammond. et.el. ,1999; Nicholss, G., 2002, dan Lang & Evans, 2006 minimal ada lima kapabilitas yang harus dibangun guru dalam rangka mengembangkan kualitasnya.Ke lima kapabilitas itu adalah, pertama adalah konten pengetahuan yang ia ajarkan dan  senantiasa berkembang up-to-date. Ke dua, tingkat konseptualisasi yakni kemampuan guru untuk mengidentifikasi wilayah pengembangan dirinya terus meningkatkan kompetensinya. Ke tiga kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, selain kapabel wajib menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran. Ke empat, adalah komunikasi interpersonal yakni kemampuan guru menjalin komunikasi dengan siswa dan memahami karakteristik siswanya. Ke lima adalah ego, yakni usaha mengetahui diri sendiri dan usaha membangun responsibilitas diri terhadap lingkungannya.

Gagasan Besar Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim (Kamis, 7 November:2019) menegaskan, rancangan kerja dipersiapkan untuk membangun sistem pendidikan hingga 10 tahun ke depan. Rancangan tersebut dirangkum dalam 5 gagasan besar selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menciptakan SDM unggul. Yakni melanjutkan pendidikan berbasis karakter, deregulasi dan debirokratisasi, pemberdayaan teknologi, meningkatkan inovasi, dan penciptaan lapangan pekerjaan.SDM  unggul, tangguh, berkualitas akan memberikan efek positif terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Diperlukan penataan sistem pendidikan menyeluruh, terkait kualitas pendidikan, relevansinya dengan kebutuhan masyarakat maupun dunia kerja. Peran pemerintah vital dalam penyelenggaran sistem pendidikan efektif, efisien, berorientasi penguasaan iptek serta merata. Untuk membentuk SDM unggul diberbagai sektor kehidupan, dibutuhkan guru-guru yang mampu mengeksplisit dirinya. Era TIK, maka guru yang dibutuhkan adalah guru profesional dan mampu melaksanakan pendidikan yang holistik.

Mau berkorban, sensitif, fleksibel, motivasi tinggi, selektif, tidak takut gagal dan memiliki daya imajinasi baik. Guru professional, mampu bersikap netral, dicintai siswa dan masyarakat, berwibawa, ide-idenya kreatif serta terus  berinovasi. Perlu diingat bahwa pembangunan SDM merupakan kunci utama keberhasilan dan kesuksesan bangsa Indonesia di masa mendatang.
Penyiapan SDM Unggul
“Deklarasi Praha (Unesco, 2003) mencanangkan pentingnya literasi informasi (information literacy), yaitu kemampuan untuk mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, mengelola informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadi dan sosialnya”. Literasi informasi merupakan kemampuan akan kebutuhan informasi dan saat informasi diperlukan, mengidentifikasi, menemukan lokasi informasi. Mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan, mengintegrasikannya ke dalam pengetahuan, memanfaatkan, mengkomunikasikannya dengan efektif, legal dan etis.Kemampuan literasi merupakan faktor penentu keberhasilan individu dan negara berbasis pengetahuan dalam percaturan era global.

Literasi menjadi sarana siswa untuk mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Bahkan literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya. Guru ideal adalah guru yang memahami benar profesinya dan guru yang rajin membaca dan menulis. Guru yang sensitif terhadap waktu, guru yang kreatif, inovatif serta terus beajar meningkatkan kompetensinya. Memiliki lima kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan motorik. Kebijakan zonasi guru harus diimbangi dengan kualitas guru termasuk membangun sekolah yang menghargai prestasi, kualitas, dan pikiran kritis. Penelitian dan pengembangan harus menjadi mesin penggerak pendidikan yang mendorong para guru untuk terus berinovasi.

Kemampuan penciptaan dan pemanfaatan pengetahuan merupakan faktor terpenting keunggulan kompetitif era global serta era revolusi industry 4.0. Penguasaan informasi merupakan barometer produktifitas suatu bangsa, memerlukan kemampuan tinggi untuk berkreasi maupun tanggungjawab sosial. Pendidikan memiliki peran yang amat penting dan strategis dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.  Yaitu penciptaan pengetahuan baru, pengumpulan, pendistribusian informasi dengan cepat, penanaman kemampuan agar dengan efektif memanfaatkannya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan jangka panjang tergantung keterlibatan aktif masyarakat dan memberikan kontribusi keberhasilan pembaharuan pendidikan.Banyak konsep yang bisa diterapkan dan dikembangkan seperti Sumberdaya manusia (SDM) yang maju unggul dan kompetitif.

Evaluasi K 13 dan Pengganti UN
Evaluasi berperan penting sebagai upaya mengukur belajar siswa, menemukan miskonsepsi, dan menentukan efektivitas pembelajaran (Doran & Hejaily, 992,dalam David L. Haury&PeterRillero,1994).Mengutip pendapat Tuckman, BW(1975:7) menyatakan beberapa alasan penggunaan test dalam pengukuran pencapaian belajar siswa. Pertama, mengarahkan kita kepada obyektifitas dalam observasi, ke dua, menentukan perilaku yang dicapai sebagai upaya pengendalian kondisi belajar. Ke tiga, menentukan secara sampling kinerja yang dicapai siswa, ke empat, menentukan kinerja, pencapaian yang sesuai dengan tujuan dan standar. Ke lima, menentukan sesuatu yang tidak terlihat, ke enam, menentukan ciri khas dan komponen perilaku. Ke tujuh, memprediksi perilaku masa depan, ke delapan, mencari data yang sesuai untuk masukan berkelanjutan dan pengambilan keputusan. Smith (2000: webmaster@fedex.com), menyatakan dua kunci inovasi, yaitu kecakapan berpikir lebih dari sekadar paradigma konvensional. Menguji kendala tradisional menggunakan cara berpikir nontradisional, berpikir keluar dari kerangka berpikir kita dan menemukan cara lain melihat permasalahannya. Goldberf, N (2000: http:www.nataliegoldberq.com/) menyatakan bahwa kreativitas dan inovasi seperti bum i yang diletakkan di atas meja air. Tidak terbatas untuk ditulis atau digambarkan, dimana-mana, merupakan daya hidup, jika kita berusaha memukulnya.
Akan memercik ke kita, langkah pertama untuk memahaminya adalah dengan mengamatinya. Kurikulum 2013 disusun oleh Tim pada akhir 2012 dan diterapkan pada awal tahun ajaran 2013/2014. Memasuki 6 tahun ajaran tetap memberlakukan UN dengan Kurikulum 2013 akhirnya di revisi terutama penyederhanaan tentang penilaian. Rogers Pakpahan (2016)  dari  Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, Kemdikbud menyatakan penyelenggaraan ujian nasional yang pesertanya banyak dan hasilnya harus segera diketahui. Maka penggunaan TIK dalam pelaksanaan ujian nasional dapat membantu penyelenggara Ujian Nasional.

Penggunaan computer dalam ujian memudahkan pelaksana untuk membuat soal beragam dengan mengombinasikan beberapa paket soal (Abdullah, 2009). Sebab dalam ujian nasional menggunakan soal yang berbeda antar peserta didik dengan tingkat kesukaran relatif setara.
Rogers Pakpahan,et,el, bahwa pengolahan hasil Ujian Nasional yang dilaksanakan sampai saat ini baik PBT maupun CBT relatif lama. Karena hasil ujian harus dipindai (scan) di provinsi dan kemudian hasilnya dikirimkan ke Kemdikbud (Panitia Tingkat Pusat). Kemudian dilakukan penskoran dan hasilnya dikirimkan kembali ke provinsi hingga satuan pendidikan. Kurikulum 2013 dengan tataran high order thinking skills (HOTS) dan peniadaan UN perlu di evaluasi menyeluruh. Skema penilaian authentic, portofolio maupun karakter perlu disusun lebih rinci indikator yang menjadi penilaian kelak. Termasuk survey pemahaman dan merupakan jawaban berdasarkan beberapa pelajaran yang melingkupi suatu topik bahasan tertentu. Survey pemahaman digunakan pada test formatif atau sumatif dan bentuk penilaian hendaknya sesuai dengan hal yang akan diukur. Rogers Pakpahan, et.el  menyatakan bahwa wilayah yang sangat luas dan terpencil menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan ujian nasional terutama karena minimnya sarana infrastruktur. Sulitnya menjangkau wilayah pedalaman menjadi alasan untuk tidak menerapkan UNBK. Wilayah yang sangat luas dengan tingkat kemajuan yang berbeda-beda antarwilayah membuat para pemangku kepentingan resisten atau menolak pelaksanaan UNBK. Rogers Pakpahan, et.el, pada awalnya, ujian berbasis komputer dikembangkan berdasarkan pendekatan CAT namun karena satuan Pendidikan masih sebagian besar menggunakan ujian tertulis maka dipilih pendekatan CBT yang mendekati pelaksanaan model tertulis. Penerapan system UNBK masa depan menghemat biaya penggandaan, memudahkan distribusi bahan, mudah menjangkau seluruh wilayah, mudah proses skoring dan mencetak sertifikat hasil ujian nasional peserta didik.

Peniadaan Ujian Nasional hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk melakukan peingkatan kualitas SDM ke arah lebih baik.  Setidaknya melakukan perubahan kurikulum, bentuk penilaian dan evaluasi, penyederhanaan administrasi serta penilaiannya terukur berbasis mutu.  Penilaian terhadap karakter peserta didik mutlak dlakukan dengan berjenjang mulai dari SD hingga jenjang menengah. Semua mapel harus memiliki kesamaan visi yang sama dalam mengimplementasikan Pendidikan karakter terhadap peserta didik. Peran orangtua dan masyarakat serta maupun stakeholders harus mendukung implementasi Pendidikan karakter bangsa.

( Dihimpun dari berbagai sumber:penulis adalah guru SMPN 11 Kota Jambi)

Facebook Comments

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *